
Klik9.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro bekerjasama dengan Lembaga Diklat Profesi (LDP) Rizky Amanah Jaya (Raja) menggelar Pelatihan Akutansi Berbasis IT bagi Koperasi Syariah, Kamis (31/3/2022) pagi di Aula Hotel Permai (Wisma PKPRI), Jalan Kalimantan, Sananwetan, Kota Blitar.
Sasaran kegiatan ditujukan kepada koperasi syariah yang ada di wilayah Kabupaten Blitar terutama di pondok pesantren (pontren). Terdapat 80 peserta dibagi dua gelombang, yakni 40 orang tanggal 28-30 Maret, sisanya hari ini, 31 Maret sampai 2 April.
Usai membuka acara, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar Khusna Lindarti SSos MSi mengatakan bahwa kini digitalisasi koperasi adalah keniscayaan. Sebab anjuran pemerintah sesuai UU 11 tahun 2020, kemudian ditindaklanjuti PP 7/2021, dijelaskan koperasi dalam pengelolaan usahanya harus berbasis IT.
“Koperasi di Kabupaten Blitar ini terus tumbuh. Alhamdulillah pertumbuhannya mengarah kepada sektor riil usaha, bukan koperasi simpan pinjam. Ini sesuai anjuran pemerintah, disebutkan dalam pengelolaan usaha itu, sebaiknya dalam bentuk koperasi, yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota,” terangnya.
Kegiatan ini (pelatihan) dikaitkan juga dengan upaya pemerintah untuk membangkitkan ekonomi (pasca pandemi). Demikian juga pemerintah punya komitmen untuk pengadaan barang jasa pemerintah itu melalui koperasi dan UMKM.
Oleh sebab itu, Khusna mengimbau kepada peserta dan segenap insan koperasi di Kabupaten Blitar, agar terus berusaha dan belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal digitalisasi dalam koperasi. “Harapannya koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat bisa segera terwujud,” timpalnya.
Sementara itu, Kasi Penyuluhan Advokasi dan Hukum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar Abdul Haris mengungkapkan rangkaian kegiatan pelatihan akan dilakukan secara bertahap, yang pertama pelatihan dan dilanjutkan pendampingan.
“Banyak koperasi syariah di daerah kami dalam membuat laporan keuangan masih kesulitan. Sehingga kita memberikan terobosan adanya aplikasi ini, yang merupakan hibah dari Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Kabupaten Blitar yang digunakan untuk koperasi syariah yang ada di Kabupaten Blitar,” ujarnya.
Di bagian lain, Direktur LDP Raja Sudirman Agus menjelaskan tujuan pelatihan ini memberikan pelajaran tentang akad-akad (perjanjian) dalam koperasi syariah kemudian diaplikasikan ke dalam sistem IT berupa aplikasi SIM (System Information Management).
“Sehingga memudahkan koperasi membuat laporan keuangannya. Membantu pengelola maupun pengurus koperasi bagaimana perkembangan koperasi,” jelasnya.
Manfaatnya, lanjut Ustaz Dirman, biasa disapa, yakni memudahkan pengurus koperasi dalam mengambil keputusan. “Dengan aplikasi SIM ini kita tahu langkah yang akan kita ambil, dari laporan yang terbentuk beberapa menit saja dari IT tersebut,” urainya.
Sementara itu, pelatihan sebelumnya yang dilakukan oleh LDP Raja bahwa tidak hanya perkoperasian tetapi juga melatih UMKM. “Alhamdulillah dari pelatihan yang ada mulai sertifikasi manajer, kasir, marketing dan lain sebagainya, sempat melahirkan lulusan yang mampu memecahkan rekor nilai tertinggi nasional selama 9 tahun,” bebernya.
Sedangkan untuk aplikasi, pihaknya mengaku kalau saat ini telah melakukan pengembangan dengan aplikasi baru berbasis android, lengkap dengan koneksi aplikasi pembayaran umum, yakni aplikasi SIS (Syari’ah Integrated System).
“Keunggulannya, lebih mudah penggunaannya, dan sudah tersedia di aplikasi store android. Lalu, ada terkoneksi dengan operator pembayaran, seperti pulsa, tagihan, dan sebagainya. Namun berbayar,” sambungnya.
Terpisah, Nanik Indrayani, pengelola Kopontren Barokah Nasrul Ulum Desa Modangan mengaku senang bisa mengikuti pelatihan IT. “Alhamdulillah sangat suka, bisa tambah ilmu. Saya ucapkan terima kasih kepada Dinas Koperasi Kabupaten Blitar sudah diberikan kesempatan mengikuti pelatihan,” ucapnya.
Selama ini, koperasinya dalam menjalankan laporan keuangan secara manual. “Tadi ada (pelajaran) yang kesulitan dan ada yang mudah. Karena baru pertama kali. Insya Allah setelah ini bisa diaplikasikan membantu memudahkan pelaporan di kopontren saya,” tukasnya.
Selain itu, Nanik juga gembira diberi aplikasi pengelolaan koperasi secara gratis, tidak perlu beli dengan harga jutaan rupiah. “Saya usulkan pemerintah agar terus menggalakkan pelatihan kepada kopontren yang belum berbasis IT. Karena memudahkan membuat laporan,” pungkasnya. (har)