MINTA MAAF: Ketua FORKI Kota Surabaya Ozzie Nieuwenhuyzen (kiri) dan Sinsei Duchan Fanani mengapit peraih medali emas Wildan Kristanto, Sabtu (2/7/2022) di Kampus EDC Unej Bondowoso. (KS/HARUN)
Klik9.com – Menerima kegagalan Tim Karate Kota Surabaya dalam mempertahankan gelar juara umum pada Porprov VII/2022 Jatim di Kampus EDC Unej Bondowoso, Sabtu (2/7), Ketua FORKI Kota Surabaya Ersyael Krisnawati/Ozzie Nieuwenhuyzen meminta maaf.
Dia menjabarkan banyak dinamika atas kegagalan tim karate, seperti dampak pandemi pada umumnya. Menurutnya, Surabaya sebagai kota besar lebih ketat daripada daerah lainnya dalam hal pemberlakuan PPKM.
“(Daerah) yang lain sudah setahun dua tahun persiapan, kita baru enam bulan, itupun kita punya pelatih dan atlet gantian kena covid, dan banyak lagi, tetapi saya di sini tidak kecewa dengan apa yang terjadi, karena anak-anak sudah memberikan yang terbaik,” katanya.
Masih Ozzie, biasa disapa, memastikan nantinya akan ada evaluasi dari hasil porprov ini. “Karena anak-anak ini banyak sekali wajah baru, usianya 16-18 tahun, jadi jam terbangnya masih kecil-kecil sih, sebab yang lama usianya sudah lewat,” terang Ozzie.
Dia mengungkapkan, kalau sebenarnya sudah dilakukan penjaringan atlet karate yang diterjunkan di porprov ini lewat even sebanyak dua kali, lalu diseleksi melalui dua tahapan. “Selaku Ketua FORKI Kota Surabaya, saya meminta maaf kepada pemkot, koni, dispora apabila target juara umum tidak terpenuhi seperti proprov yang lalu,” ucapnya.
Sebelum menutup perbincangan, Ozzie berjanji akan melakukan evaluasi, agar Porprov VIII/2023 nanti bisa tampil lebih baik lagi. “Tahun depan kita akan memulai lagi, akan memberikan yang lebih baik lagi, dan kita akan me-review dan memperbaikinya lagi,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Sinsei Duchan Fanani juga menyampaikan permohonan maaf, karena tidak memenuhi target dari KONI Surabaya. “Dilema di pertandingan sudah kita sampaikan ke Ketua FORKI Jatim, untuk nama-nama wasit yang masih ada merek-merek perguruan, dan untuk perwakilan kabupaten/kota itu belum netral sama sekali,” jabarnya.
Selanjutnya, menyambut Porprov VIII/2023 yang kurang setahun, Sinsei Fanani akan melakukan seleksi lagi untuk menggantikan atlet-atlet yang usianya sudah lewat, seperti atlet senior Putri Sharwana dan Navita, sebab diketahui batasan usia atlet porprov 22 tahun.
Potensi tahun depan, sambung pembina Klub Karate Inkai Ranting Airlangga ini, sebetulnya atlet karate yang ada saat ini semua punya potensi, namun ada sekitar tiga anak yang tahun depan yang tidak bisa faktor usia, sehingga perlu dicarikan pengganti. “Jadi ada ring satu dan ring dua, yang ring dua kita seleksi bener-bener, ketat maksudnya,” tukasnya.
Saat ditanya strategi pada porprov tahun depan, ia berkaca pada nomor kata, menurutnya pada even kemarin, dirinya menyoroti kinerja wasit juri. “Saya lihat kemarin yang mainnya jelek malah menang, yang bagus malah kalah, contohnya Surabaya dan Sidoarjo itu mainnya bagus-bagus, potensi juara tapi tetap ‘dikalahkan’,” pungkasnya.
Diketahui bahwasannya kala menjuarai Porprov VI/2019 silam, Karate Kota Surabaya meraih 4 emas, namun kali ini hanya mengumpulkan 1 emas 1 perak 8 perunggu. (har)