Klik9dotCom – Impian Sasana Bhakti (Sakti) melangkah ke final pupus, setelah takluk 0-1 dari Untag Rosita pada semifinal Pra Musim Internal Persebaya U-15, Selasa pagi (15/6/2021) kemarin di Lapangan Karangan, Wiyung, Surabaya.
Jalannya pertandingan yang disebut-sebut sebagai final dini ini berlangsung monoton. Pasalnya, Untag dalam penyisihan grup meraup poin sempurna dengan tingkat kesuburan tinggi. Sehingga diharapkan mampu menampilkan permainan terbaiknya.
Namun menghadapi Sakti, justru memainkan sepak bola negatif, bola direct dari belakang ke depan, singkat kata, bola datang sapu bersih. Terutama saat Untag unggul cepat menit ke-2, praktis hanya mengandalkan serangan balik ke jantung pertahanan Sakit lewat bola-bola lambung.
Kecolongan gol cepat, terasa menyesakkan. Sebab, saat bola lambung meluncur ke mulut gawang, penjaga gawang Sakti, Alfindo Dihan Kusuma dalam posisi siap. Tetapi, bersamaan bola mendarat di kedua tangannya, muncul kaki pemain Untag menyambar bola. Tak ayal, Alfindo pun terjatuh menahan bola, kemudian bola mental keluar ke tengah.
Beberapa detik kedua tim terpaku mengira itu pelanggaran bagi penjaga gawang. Namun wasit tidak menganggap terjadi pelanggaran, lalu dengan sigap bola liar itu berhasil dikuasai pemain Untag lainnya, dengan sekali kontrol, diteruskan tendangan keras dan gol.
Tujuh menit kemudian, Alfindo yang masih merasakan sakit di telapak tangannya, akibat cidera yang didapat saat bermain dalam laga uji coba, beberapa hari sebelumnya tersebut ditarik keluar, masuk kiper lainnya, M Rafid Zafran Pranaja.
Masih memiliki keyakinan tinggi, Sakti berupaya menciptakan gol balasan. Tercatat, ada satu peluang emas bertabur berlian. Berawal dari sepakan yang membentur mistar, bola pantul diterima Achmad Raffi Syifaul Qulup yang sudah berdiri bebas. Tak seperti kebiasaannya kontrol, kali ini Raffi memutuskan langsung menendang, sayang bola melambung ke atas.
Di babak kedua, Sakti mencoba bermain lebih sabar, berusaha memainkan bola datar, sedangkan Untag masih saja bermain bola lambung, asal tendang. Hal ini, terbukti sangat menyulitkan tim tamu.
Lagi-lagi, Sakti mendapatkan peluang emas, saat bola lambung meluncur ke tiang jauh, dimana telah berdiri Kapten Fahrel Nova Ramadhani. Sayang seribu sayang, kontrolnya lepas. Permainan kembali berlanjut.
Sayup-sayup terdengar suara pendukung Sakti dari kalangan emak-emak berteriak minta dimasukkan de Rossi, sapaan akrab Muhammad Kahfirossi Satria Hantaliandy. Tak lama, pemain yang dijuluki Buldozer inipun masuk menggantikan pemain depan Mohammad Rizky ‘Sukro’ Hidayatullah.
Benar saja, sentuhan pertama de Rossi menyasar penyerang kiri Untag dengan pelanggaran berbuah kartu kuning. Kejadian inipun mendapat tepuk tangan emak-emak. Tak hanya bertahan, de Rossi pun aktif membantu serangan dari sisi kanan.
Hanya dimainkan 10 menit akhir, de Rossi mendapat kesempatan melakukan tembakan jarak jauh. Tetapi, dia memilih memberikan umpan terobosan ke kanan, sudah ada M Imam Arisandi K. Tapi, bukannya melakukan track ball ke mulut gawang, Sandi justru mengutak-atik bola, sehingga hilang kesempatan terakhir Sakti tersebut.
“Anak-anak sudah maksimal, Untag juga main bagus, ini hasil maksimal. Tapi, saya berharap ke depan, wasit lebih jeli. Seperti misalnya, pergantian pemain. Pemain kami keluar dari sisi terdekat, tapi saat lawan ganti, terkesan memperlambat, wasit hanya diam. Ini cukup menguras kesabaran,” tutur Pelatih Sakti, Romadhon. (har)