Klik9.Com – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) atau BKKBN menyusun 5 Program Percepatan (Quick Win), salah satunya membuat SuperApps layanan keluarga.
Guna merealisasikan Quick Win SuperApps, kemendukbangga/ BKKBN melakukan kunjungan benchmarking, Jumat lalu (29/11/2024) di Kantor Diskominfo Kota Surabaya, Jawa Timur. Tujuannya untuk mempelajari aplikasi Sayang Warga (Sistem Layanan dan Pendampingan Warga Surabaya).
Saat ini, kemendukbangga/ BKKBN menyiapkan pembangunan SDM unggul dan berkualitas. Oleh karena itu, menekankan program “Pengendalian Penduduk dan Pembangunan Keluarga”. Hal ini sebagai bagian penting dari strategi besar meningkatkan kualitas hidup penduduk Indonesia.
Dalam kunjungan itu, Tenaga Ahli Kemendukbangga/ BKKBN, Fitrie Arianti beserta tim diterima oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera DP3APPKB Kota Surabaya, dr Atiek Tri Arini. Tampak juga mendampingi Ketua Tim Kerja Layanan Teknologi Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya, Agus Ulum Mulyo.
dr Atiek Tri Arini, menjelaskan pembangunan aplikasi Sayang Warga awalnya secara sederhana. Kemudian mengintegrasikan berbagai aplikasi milik OPD di Kota Surabaya ke dalam Sayang Warga. “Pengguna atau user nya merupakan bentuk gotong royong dari semua stakeholder yang terlibat. Sehingga bisa memakai datanya untuk menurunkan stunting. Juga bisa memonitor kondisi-kondisi tertentu. Sehingga bisa bermanfaat dalam pengambilan keputusan,” terang dr Atiek.
Dari Sayang Warga, juga bisa memonitor catin, pasangan yang akan menikah harus periksa kesehatan, harus mendapatkan sertifikat catin. Ketika hasilnya kurang baik bisa melakukan pendampingan melalui puskesmas, pemberian vitamin dan lainnya. “Yang sudah sehat bisa melanjutkan ke penyuluhan catin puspaga (pusat pembelajaran keluarga) untuk mendapatkan sertifikat kelas catin,” katanya.
Tahapan awal itu menjadi syarat melanjutkan proses pernikahan hingga ke KUA atau pemuka agama. Data pasangan usia subur ini tercatat dan terpantau hingga statusnya berubah menjadi ibu hamil. Sampai melahirkan akan masuk data kelahiran yang terintegrasi dengan pelayanan akte kelahiran. Termasuk memantau anak yang baru lahir apakah mengalami stunting atau tidak.
“Dengan bantuan KSH atau Kader Surabaya Hebat untuk mendata, dan juga TPK (Tim Pendamping Keluarga) dan PKK untuk pendampingan keluarga risiko stunting,” jelasnya.
Agus Ulum menambahkan, hingga saat ini sedikitnya ada tujuh aplikasi yang terintegrasi dengan sayang warga. “Tiidak hanya untuk program penurunan stunting, tetapi ada rumah sehat, bumantik dan program kesehatan lainnya. Ini sinkron dengan data kemiskinan.”
“Termasuk kita bisa petakan prediksi lulus stunting, berdasarkan perhitungan dengan tim ahli melibatkan IDAI. Mana kasus stunting yang bisa sembuh tanpa faktor pengganggu atau penyakit penyerta. Jadi murni karena kekurangan gizi maupun yang tidak bisa sembuh,” imbuh Agus.
Sebetulnya, Jawa Timur telah mengembangkan layanan informasi dan konsultasi keluarga sejak lama lewat siapbahagia.com. Sebuah aplikasi berbasis laman atau situs internet yang menyediakan layanan informasi dan konsultasi keluarga secara online.
Selain itu, juga konsultasi kesehatan reproduksi, tumbuh kembang anak, lansia. Termasuk pemasangan atau penggantian alat kontrasepsi dapat mengakses dalam satu layanan.
Fitrie Arianti menjelaskan SuperApps Keluarga yang digadang sebagai Quick Win pembangunan keluarga ini pengembangan dari aplikasi Siap Bahagia yang sudah berlaku di Jawa Timur.
“Aplikasi Siap Bahagia yang sudah terbangun dengan baik akan kita optimalisasi. Arahan Menteri Kemendukbangga/ Kepala BKKBN untuk mempelajari sistem dan implementasi aplikasi Sayang Warga. Yang sudah terintegrasi berbagai platform layanan agar bisa mengembangkan pelayanan keluarga dalam SuperApps.”
“Dengan layanan keluarga berplatform SuperApps. Maka kita bisa membangun layanan integrated, user friendly yang dengan mudah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Termasuk Surabaya dan Jawa Timur untuk konsultasi problematika keluarga, merawat anak, konsultasi dokter, psikolog hingga pendataan keluarga Indonesia,” pungkas Fitrie Arianti. (*/red)