Klik9Nine

Khazanah Khatulistiwa

BERITA JATIM WISATA

Pekalen Rafting Songa Probolinggo Adrenalin Jeram Bersambung

Pekalen Rafting
Keseruan melewati jeram Pekalen Rafting berkelok usai melintasi guyuran air terjun dengan goa kelelawar. (KS/*SONGA)

PROBOLINGGO (KS) – Bersama agen perjalanan yang membawa rombongan wisatawan asal ibukota Jakarta, media ini mendapatkan kesempatan turut merasakan sensasi adrenalin wahana arung jeram Pekalen Rafting atau Songadventure (Songa) di Kabupaten Probolinggo, Jumat (5/9/2025).

Kala itu, malam hari sebelumnya berwisata di kawasan Gunung Bromo hingga esok siangnya. Baru selanjutnya melanjutkan perjalanan ke rafting Songadventure menyusuri sepanjang 12 km kali atau Sungai Pekalen. Tepatnya di Desa Pesawahan, Kecamatan Tiris.

Kebetulan di perahu karet yang kami tumpangi berempat orang. Kemudian ditambah dua kru dari pengelola wahana sebagai joki. Sehingga total ada enam orang.

Sebelum memulai perjalanan kami menerima briefing keselamatan perjalanan selama arung jeram berlangsung. Kebetulan ada tiga kelompok perahu wisatawan, dan satu untuk pelengkap. Yakni isinya kru bagian media foto dan video.

Sebelum pemberangkatan, terlebih dahulu kami semua kelompok perahu mengabadikan momen. Dengan berdoa melompat di depan papan Pekalen Rafting.

Pekalen Rafting
Eksen dulu sebelum berangkat rafting. (KS/*SONGA)

Setelah itu, rombongan memakai pakaian keselamatan berupa helm dan baju pelampung. Selain itu juga membawa dayung masing-masing orang. Lalu kami semua naik mobil bak terbuka untuk menuju titik start arung jeram.

Selama perjalanan dengan kendaraan bak terbuka itu. Kami menyusuri jalan pedesaan yang sempit. Di mana kadang halus juga ada makadam (berbatu, red). Kala-kala juga berpapasan dengan motor maupun truk pengangkut potongan kayu hutan.

Sungguh itu adalah suasana sejuk, segarnya alami pedesaan di tengah hutan yang banyak pepohonan. Serta lambai tangan juga sorot mata warga-warga desa yang rumahnya berada di sepanjang jalan yang kami lintasi. Ini sejenak melupakan penat kami khususnya wisatawan asal ibukota yang begitu sibuk rutinitas kerja tinggi.

Kira-kira lebih dari setengah jam, akhirnya kami turun dari mobil tersebut. Dan selanjutnya harus berjalan kaki melalui turunan kadang tanah setapak, kadang terjal berkerikil. Dan karena turunan, otot-otot betis bakal terasa seperti saat pulang dari pendakian gunung.

Baca Juga  Gashuku Karate FORKI Kota Surabaya Diikuti Ratusan Siswa

Gak kaleng-kaleng ya, sebab kita berjalan kaki sampai titik start rafting itu kira-kira satu kilometer. Makanya kami ingatkan pakailah sandal gunung. Jangan seperti pengalaman awak media, karena tanpa persiapan, harus berjalan cekeran. Nah selain merasakan nyeri di betis, talapak kaki juga terkadang kesakitan terkena kerikil tajam, bisa membayangkan sendiri lah.

Namun ada saja rekan yang iseng, bahwa itu sebagai terapi sakit rematik dengan jalan cekeran. Hehe

Tidak terasa akhirnya sampai juga di titip start. Wow ternyata di sini perahu karet harus diluncurkan dari atas bukit melalui penopang rangka besi. Awalnya kami bertanya-tanya, masak juga langsung terjun bebas ke kali? Haha.

Untungnya, pengelola sudah membuat turunan tangga semen mirip terasering di stadion sepak bola. Tapi ya tetap saja, sedikit merinding kalau melihat ke bawah. Makanya wajib berhati-hati.

Setelah para kru memberikan briefing ulangan, lengkap dengan doa. Dan eng ing eng. Saat itulah semua peserta bersiap adu cepat dengan aba-aba unik kru yakni bunyi kode peluit. Ini juga untuk memastikan perahu kelompok kru yang duluan telah memastikan aliran sungai aman, dan bersiap posisi pengambilan gambar baik foto maupun video.

Jadi jangan khawatir, meski terlihat mengerikan. Tapi yakinlah keselamatan hal utama dari para kru yang terlatih ini.

Perjalanan pun dimulai, di sini kru mulai menceritakan apa-apa yang mereka pahami. Di antaranya adalah aliran Sungai Pekalen ini berasal dari mata air Gunung Lamongan dan Argopuro di Jember. Maka tak heran kalau jernih dan segar.

Baca Juga  Kapal Pesiar MV Aidabella Sandar Pelabuhan Tanjung Perak

Bahkan dingin dan segarnya air ini mampu me-recovery nyeri di betis dan lutut saat jalan kaki tadi. Alias hilang total nyerinya.

Menurut kru, kalau rafting Pekalen ini termasuk wahana jeram bersambung. Ada begitu banyak termasuk pandawa, selamat datang, xtravaganza, beards, KPLA, hiu, triple ace, the fly matador, rajawali, long rapid, cucak rowo, dan good bye. Menempuh 2,5 jam perjalanan sampai finish.

Ada satu jeram unik, namanya Inul. Alasannya para peserta arung saat melintasi jeram harus bergetar dan melakukan gerakan goyang-goyang keatas dan kebawah. Karena arus agak curam.

Waktu itu, perahu karet media tersangkut dengan kelompok lain saling bertabrakan. Keseruan muncul karena berlomba-lomba goyang agar lepas dari jeratan. Sementara perahu lain memanfaatkan untuk menyalip dengan melintas di jalur sebelahnya.

Kelompok perahu kami yang tadinya memimpin sejak titik start, akhirnya tercecer paling buncit. Haha

Momen peserta terjebur atau terjatuh juga sensasi adrenalin tersendiri. Perlu diketahui di sini hampir peserta tidak mengayuh dayung tapi hanya berpegang tali, menggeser posisi badan ke kanan ke kiri untuk keseimbangan dua kru joki depan belakang perahu.

Karena sekali lagi. Bahkan bisa jadi satu-satunya di Indonesia, jeramnya bersambung. Hampir sedikit sesi di aliran tenang sungai. Hmm, kebayang banget ketegangan dan keseruannya.

Tak hanya itu, beberapa kali melintas di bawah guyuran air terjun. Dengan goa-goa alami yang dihuni banyak kelelawar. Sedikitnya 7 titik air terjun di antaranya konon tempat mandi Jaka Tarub. Nuansanya bisa bikin merinding disko. Hehe

Baca Juga  Wisatawan ke Surabaya Sepanjang 2023 Tembus 17,4 Juta

Tapi jangan khawatir, di tengah perjalanan, untuk mengusir sejenak ketegangan. Ada rest area yang sangat indah sekali bentuknya. Di sini kita mendapat suguhan teh panas juga pisang goreng. Hmm nikmat sekali, sekaligus mengisi sedikit tenaga.

Pekalen Rafting
Rest area di tengah arung jeram. (KS/*SONGA)

Sementara setelah menikmati makanan dan minuman itu. Peserta juga dapat merasakan ayunan raksasa. Tentu sama menguras adrenalin ya. Kalau terlepas dari ikatan. Bisa-bisa ‘pindah alam’. Tapi tenang, semua SOP keselamatan sudah menjadi detil perhitungan pengelola dan kru.

Perjalanan kembali dilanjutkan, kami menikmati jeram tersisa. Hingga sampai garis finish. Sempat kaget, kebayang kali ini jalan kaki lagi, dan naik keatas. Wah pikir kami kalau sekilo lagi ya fix kayak sedang hiking. Wkwkw

Namun untunglah ternyata cuma berjalan sekitar 300 meteran. Dan sudah menanti mobil bak terbuka. Tetapi kali ini juga mengangkut perahu karetnya yang sudah dikempesi.

Dan akhirnya sampailah kami kembali di titik semula. Jangan lupa ada hidangan spesial lainnya makan prasmanan khas masakan pedesaan. Lalu minum kelapa muda sak batok kelapanya. Serta menikmatinya sambil mendengarkan musik dari band lokal. Yang kualitasnya juga OK banget.

Kini sampai lah di penghujung pengalaman. Kalau kalian ingin lebih lengkap wawasannya, langsung datang ke sana. Minimal tekan tombol WhatsApp saluran media ini. Selanjutnya bisa kami rekomendasikan khususnya dari Kota Surabaya ke agen perjalanan, sehingga aman dan nyaman. Terimakasih, sampai jumpa pada ulasan perjalanan lain kami. (har)

Visited 39 times, 1 visit(s) today

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page