
Klik9.com, SURABAYA – Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur merayakan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, Rabu (10/7/2024) pagi di Jatim Expo, Surabaya. Ini sekaligus meluncurkan aplikasi population clock atau jam populasi.
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, Pj Gubernur Adhy Karyono, dan Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto, serta Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati, hadir meresmikan population clock. Ini untuk terus memperbarui data jumlah penduduk, kelahiran dan kematian.
Kepada awak media, Dokter Hasto mengaku terkejut, karena baru tingkat nasional yang menggunakan population clock. Artinya, Jatim menjadi provinsi pertama yang sudah menerapkan population clock.
Ia menambahkan dari launching ini mengetahui, bahwa jumlah penduduk Jatim sebanyak 41.820 873 jiwa dengan kelahiran 602.283 jiwa, dan kematian 313.670 jiwa.
“Population clock ini update datanya tiap detik. Jadi Provinsi Jawa Timur ini sangat luar biasa dan population clock ini memang sangat dibutuhkan,” imbuh spesialis kandungan ini.
Sebelumnya, PJ Adhy Karyono mengatakan pada peringatan Harganas tahun ini, Kota Surabaya menjadi tempat penyelenggaraan sebagai ibu kota provinsi.
Pasalnya, Surabaya telah meraih berbagai capaian dalam percepatan penurunan stunting. Yaitu capaian angka prevalensi stunting Kota Surabaya mengalami penurunan signifikan dari 28,9% (SSGI 2021) menjadi 4,8% (SSGI 2022). Dan 1,6 (SKI 2023) angka prevalensi ini berada jauh di bawah target nasional tahun 2024 sebesar 14%.
“Jawa Timur akan terus berupaya untuk menurunkan prevalensi angka stunting. Meskipun dari hasil SKI tahun 2023 angka prevalensi Jawa Timur telah mencapai 17,7 atau turun 1,5. Kami berharap pada 2024 ini bisa mencapai target angka prevalensi sebesar 14%,” tutur Adhy dalam sambutannya.
Dia menambahkan, hal ini tidak terlepas dari kerja keras para pemangku kepentingan dan kebijakan yang sama-sama fokus menurunkan angka stunting di Jawa Timur.
Namun ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian dan jaga bersama, yakni penurunan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Karena ada beberapa kabupaten/kota yang angka stuntingnya cenderung naik.
Oleh karena itu, patut untuk mempertahankan bagi daerah yang sudah turun prevalensi stuntingnya. Capaian nasional juga kita harapkan dapat turun signifikan di akhir tahun 2024, dengan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi penyangga nasional.
Maka dari itu, sambung Adhy, di momen peringatan Hari Keluarga Nasional tingkat provinsi ini, ia mengajak bersama-sama bekerja sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Tujuannya agar amanat dan mandat presiden perihal penurunan angka stunting dapat terlaksana dan terwujud.
“Saya mengingatkan kepada para pj bupati/wali kota harus memperhatikan stunting dan pernikahan anak. Karena tiap tiga bulan kita para pj ini akan selalu ditanya oleh wakil presiden tentang banyak hal. Namun stunting dan pernikahan anak tidak pernah absen dan akan selalu ditanyakan,” tutupnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Kepala BKKBN Jatim, Maria Ernawati menjelaskan Hari Keluarga Nasional ke-31 ini mengusung tema “Keluarga Berkualitas menuju Indonesia Emas”. Ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam merevitalisasi peran keluarga dalam mengatasi persoalan-persoalan yang menghambat pencapaian cita-cita pembangunan. Latar belakang penyelenggaraan di Jawa Timur adalah peringatan di Kota Semarang, 29 Juni lalu.
“Konsep peringatan Harganas Jawa Timur kali ini adalah temu kader dan tenaga lini lapangan sebagai wadah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sosok keluarga bagi pembangunan bangsa dan negara,” jelasnya.
Erna menambahkan, tujuan umum kegiatan adalah peringatan harganas sebagai upaya membangun keluarga menuju Indonesia Emas. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Timur.
Sebanyak 2.400 orang yang hadir, terdiri dari lintas sektor kedinasan di Pemerintah Provinsi Jawa Timur, para kepala OPD KB beserta jajaran penyuluh KB, juga kader-kader KB.
Di samping itu, juga pemberian sejumlah penghargaan, antara lain kepada Prof Sri Sumarmi. Ia mendapat Tanda Penghargaan Wira Karya Kencana.
Selanjutnya, untuk penghargaan kategori Presentase Capaian Total Pelayanan KB Tertinggi Momentum HUT IBI. Yakni, juara 1 Kabupaten Sampang, Juara 2 Kabupaten Pasuruan dan Juara 3 Kabupaten Bondowoso.
Sementara, untuk kategori Presentase Capaian Total Pelayanan Tertinggi Momentum Pelayanan Sejuta Akseptor. Yakni, juara 1 Kabupaten Nganjuk, juara 2 Kota Mojokerto dan Juara 3 Kabupaten Sampang.
Berikutnya, penghargaan kategori Presentase Capaian Total Pelayanan KB Tertinggi Momentum Hari Kartini. Yakni, juara 1 Kabupaten Sampang, juara 2 Kabupaten Bondowoso dan juara 3 Kabupaten Pamekasan. (har)