
SURABAYA (KLIK9.COM) – Kepincut filosofi yang melekat pada burung perkutut, Direktur Auto Unika Mekanik Tatag Triwibowo mengunjungi kediaman Prof DR Suyono MPd, Kamis (25/11/2021) siang di Jln Bangkingan VII, Wisma Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya.
Dosen F-MIPA Unesa itu diketahui sukses melakukan budidaya Perkutut Bangkok di rumahnya dengan kualitas suara menengah ke atas.
“Kita termasuk penggemar baru di dunia perkutut. Ini ada senior kita, Profesor Suyono, kita banyak belajar bagaimana budidayanya, pengembangannya, terus karakter perkutut,” kata Tatag kepada wartawan.
Saat melihat langsung lokasi budidaya di lantai dua, Tatag dibuat takjub alat distribusi air minum ke semua kandang burung perkutut.
“Ini sistem sederhana yang sangat efektif. Ada sistem pompa dengan air jernih yang terus berputar, yang membuat perkutut bisa minum sewaktu-waktu,” terangnya.
Uniknya, menurut pengalaman dia, perkutut itu tidak bisa melihat air yang jernih. “Di sini, saya mendapat wawasan baru, air diberi kopi, sehingga perkutut bisa melihat tempat minum, dan selanjutnya baru dialirkan air jernih,” tambahnya.
Ke depannya, ia juga berencana untuk budidaya, namun saat ini masih melakukan pendalaman karakter perkutut dulu. “Hal menyenangkan itu, saat hobi yang juga bisa menghasilkan tambahan penghasilan,” tukas pria sederhana ini.
Dikunjungi Tatag Triwibowo, sosok yang dikenal peduli terhadap pembinaan dan pemberdayaan komunitas merpati, Profesor Suyono mengaku senang.
“Beliau (Tatag) bermaksud belajar pengembangan budidaya perkutut yang asli budaya Indonesia (Jawa). Dan saya akan support karena saya punya saudara baru. Dan silaturahmi seperti ini akan membuat kita awet sehat,” ujar Guru Besar Unesa ini.
Merawat perkutut itu butuh melatih kesabaran, lanjut Suyono. “Saya tunjukkan Pak Tatag, melihat kelontongan (cangkang) telur yang menetas itu membuat hati adem (tenang, red),” tuturnya.
Lebih jauh, Suyono mengungkapkan bahwa perkutut itu sebenarnya berasal dari kebudayaan Jawa. Namun, dilakukan riset di Thailand sehingga sekarang jadi Perkutut Bangkok.
“Sehingga ke depan perlu diadakan riset ilmiah terkait karakter Perkutut Bangkok ini untuk meminimalisir penipuan,” pungkasnya. (haruneffendy)






















