CABOR KARATE: TD Karate Suyanto (bertopi) saat memimpin pertemuan teknis cabor karate Porprov VII, Kamis (30/6/2022) kemarin di Kampus EDS Unej Bondowoso. (KS/HARUN)
Klik9.com – Cabor Karate Porprov VII/2022 Jatim telah menggelar acara technical meeting (TM), Kamis (30/6) kemarin di Kampus EDC Unej Bondowoso. Kegiatan diawali verifikasi/daftar ulang atlet mulai pukul 08.00, kemudian timbang badan, dan jam 13.00-15.00 disambung pertemuan teknis.
Technical Delegate (TD) Karate Suyanto menyampaikan dalam TM ini diterangkan aturan perwasitan dan pertandingan. Sebab, karate ini merupakan olahraga combat, istilahnya penuh resiko, oleh karena itu pihaknya berupaya meminimalisir resiko agar berjalan lancar.
Dikatakan Suyanto, bahwa sesuai arahan pimpinan KONI Jatim, ajang ini harus mendapatkan tri sukses, yaitu penyelenggaraan, pembinaan dan prestasi. “Memang kita canangkan, karena ini embrio menuju atlet lapis puslatda, ataupun ini bisa menjadi tim inti dari puslatda persiapan PON XXI/2024 Aceh-Sumut,” katanya kepada awak media.
Dalam TM ini, dia menekankan kepada pelatih, ofisial maupun manajer, intinya jangan sampai ada ketidaktahuan, karena mereka sebelum mendampingi atlet-atlet proprov ini, mereka sudah menjalani sertifikasi pelatih, karena kalau tidak punya, maka pelatih tidak boleh mendampingi atlet di arena.
“Total peserta 356 atlet memperebutkan 15 medali emas, dari delapan putra delapan putri, baik kelas perorangan maupun beregu. Untuk kelas beregu ini hanya untuk kelas kata. Beregu untuk kumite (pertarungan) kita tidak ada, campuran (mix) juga tidak ada,” ucapnya.
Lebih jauh, disebutkan peta kekuatan karate tidak bisa diprediksi, karena Forki Jatim ini membawahi 22 perguruan, tersebar di 38 kabupaten/kota. “Sayangnya di porprov ini, ada kendala antara pengurus Forki dengan KONI nya saya kurang tahu, karena dari 38 ini yang tidak mengikuti adalah Kabupaten Pacitan dan Situbondo,” ujarnya.
Diketahui, juara umum porprov sebelumnya, yakni Surabaya. Sedang untuk peta persaingan memang ketat, ada Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Batu, Jember, Banyuwangi, termasuk Magetan, Kota Madiun, artinya kekuatannya merata.
“Kami belajar dari penyelenggaraan taekwondo, untuk PB Porprov agar standby masalah medis, karena informasinya di taekwondo ada keterlambatan hingga 15 menit, ini kan sangat mengganggu, karena secara SOP itu sebenarnya tidak bisa dilaksanakan pertandingan kalau tidak ada tim medis. Kemudian, umpamanya malam untuk lampunya lebih disiapkan lagi,” pungkasnya. (har)