
SURABAYA (KS) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) melalui tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) kembali melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) atau juga dikenal penmas pada 20 September 2025 lalu di lingkungan RW 10 Pondok Benowo Indah, Surabaya.
Pada kesempatan itu, tim dosen FEB UWKS. Yakni selaku Ketua Dr Titik Inayati SE MM, dengan anggota Atty Erdiana SE MAk dan Surenggono SE SH MM. Selain itu juga dibantu oleh mahasiswa FEB Janjang Palawana dan Andhika Eriz Putra.
Kegiatan PKM kali ini, yaitu dengan melakukan pendampingan dan pelatihan pengelolaan keuangan ibu-ibu UMKM di lingkungan RW 10 Pondok Benowo Indah. Temanya “Cerdas Mengelola Keuangan: Usaha Berkembang, Keluarga Sejahtera”.

Menurut Doktor Titik Inayati, bahwa latar belakang PKM ini adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Dan berkontribusi lebih dari 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, serta menyerap sekitar 97% tenaga kerja.
Namun, tantangan dalam pengelolaan keuangan masih menjadi kendala utama yang menghambat pertumbuhan UMKM itu sendiri.
Pasalnya, banyak pelaku UMKM belum melakukan pencatatan keuangan dan masih mencampuradukkan keuangan keluarga dengan usaha. Sehingga sulit untuk berkembang.
Selain itu, mencampuradukkan keuangan pribadi/rumah tangga dengan usaha dapat menyulitkan dalam pengambilan keputusan bisnis. Maka sangat penting menghindari perselisihan ini demi keberlanjutan pengelolaan UMKM.
“Tujuan PKM ini untuk meningkatkan literasi keuangan dan keterampilan dalam mengelola keuangan bagi pelaku UMKM,” tutur Titik Inayati kepada media ini, Rabu (8/10) melalui Pesan WhatsApp.
Tim dosen FEB melakukan pendampingan dan pelatihan berupa pemahaman pentingnya pemisahan pengelolaan keuangan keluarga dan usaha. Kemudian penghitungan modal kerja usaha, pengelolaan modal kerja untuk pengembangan usaha, pencatatan semua transaksi keuangan dengan cara sederhana.
“Metode PKM dengan memberikan pelatihan secara langsung dan memberikan pendampingan sampai UMKM mampu melaksanakan semua pelatihan yang diberikan secara mandiri,” terangnya.
Dari pelatihan dan praktik langsung sistem keuangan sederhana, sambung Inayati, UMKM diperkenalkan pada pencatatan simpel sebelum diarahkan menuju sistem digital sederhana. Baru dilanjutkan dengan pelaporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah (SAK EMKM).
Agenda kegiatan 1 September – 1 Desember 2025. Tetapi pelatihan secara langsung diberikan pada 20 september 2025 dengan diikuti 33 ibu-ibu UMKM di RW 10 Pondok Benowo Indah.
Selanjutnya kegiatan diteruskan dengan pendampingan dan konsultasi, jika ada kendala perhitungan modal kerja dan penyusunan laporan keuangan UMKM.
“Luaran PKM pelatihan dan pendampingan yang diberikan dapat memberikan dampak positif pada UMKM setempat. Selain itu, luaran berupa publikasi artikel ilmiah, berita media massa, youtube kegiatan, dan hak cipta,” tandasnya.
Selama berlangsungnya acara pendampingan dan pelatihan tersebut, tampak para peserta ibu-ibu UMKM antusias dan dapat menerima materi dengan baik. (ads/har)






















