
SIDOARJO (KS) – Insiden beruntun bentrok antar perguruan silat beberapa waktu lalu, juga mencuat viral di kolom pencarian mbah ‘Google’ nama Desa Anggaswangi, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.
Sedikitnya telah terjadi lima kali insiden bentrok perguruan silat kurun 2023 hingga awal 2024 di wilayah Desa Anggaswangi, yang dipimpin Kades Kusaeri Spd.
Menurut penuturan pecinta merpati kupu-kupu itu, bahwa di desanya terdapat satu kelompok perguruan silat. Mereka menggelar latihan rutin di tiga tempat termasuk di dekat kediamannya.
“Sepertinya ada ‘dendam’, sehingga beberapa kali kelompok perguruan silat dari luar datang ‘menyerang’,” tuturnya saat ditemui di kediamannya, Senin (13/5/2024) malam.
Bahkan, saat kejadian, ia dan pengurus RT atau kampung tidak berani keluar rumah termasuk warga.
Oleh karenanya, setelah berkoordinasi dengan pihak berwajib, pihaknya untuk sementara menghentikan latihan pencak silat sampai batas waktu yang belum ditentukan.
“Setelah kejadian terakhir kemarin (15 Januari,red), alhamdulilah di wilayah kami sudah aman. Memang ada warga kami yang akhirnya terseret ke meja hijau,” ungkapnya.
Sebelumnya, tak kurang-kurang, Kusaeri selalu mengingatkan para remaja, pemuda yang latihan silat. “Katanya untuk olahraga prestasi, tapi kenyataannya masih saja menimbulkan keresahan, lagi-lagi tawuran. Jadi sementara latihan silat kami stop,” katanya.
Kusaeri tidak melarang warganya melakukan kegiatan positif olahraga termasuk silat. Namun, ke depannya perlu betul-betul pertimbangan dan selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Sebagai kepala desa, saya tidak menampik kegiatan positif. Untuk remaja, pemuda, kami juga sarankan alternatif olahraga lain kayak sepak bola, voli, dan sebagainya.”
“Tapi anak-anak ini, juga warga kami. Jadi, sekembalinya nanti melewati proses hukum, akan kami terima dengan baik. Semoga kejadian kemarin jadi pengalaman berharga. Tidak lagi terulang khususnya di Anggaswangi,” urainya.
Menanggapi sikap kepala desa, Tatag Triwibowo pengusaha dan tokoh masyarakat Sukodono mengapresiasi sikap Kades Kusaeri. Menurutnya, penting untuk membina pemuda setempat.
“Saya pikir menghentikan sementara aktivitas silat sudah baik. Namun, untuk pembinaan pemuda, nanti juga perlu memplikirkan dan urun rembuk bersama,” ujar Direktur Auto Unika Mekanik ini.
Terpisah, salah satu orang tua (inisial IDL) menceritakan, bahwa selama ini latihan silat di Anggaswangi untuk pembinaan pemuda dan tidak pernah ada masalah.
“Setahu saya, awalnya ada kejuaraan, dan anak saya juara (Piala Bupati Sidoarjo,red). Tapi, nggak tahu kenapa, terus ada serangan dari perguruan dari luar desa.”
“Puncaknya saat acara ulang tahun perguruan silat, anak-anak sepulang konvoi itu, menghadang oknum-oknum perguruan lain di flyover Buduran itu,” bebernya. (adv)






















