
JOMBANG (KLIK9.COM) – Kelancaran pelaksanaan Cabor Tenis Lapangan Porprov Jatim VIII/2023 tak lepas dari kerja sama yang baik dengan panitia tuan rumah.
Hal ini menurut penuturan Edo selaku Ketua Panitia Cabor Tenis Lapangan Porprov Jatim VIII saat di temui di lapangan tenis Pendopo Kabupaten Jombang, Selasa (12/9) siang.
“Iya persiapan sudah maksimal kita berikan terbaik. Kita punya sarana alhamdulillah memadai. Sampai sejauh ini seluruh peserta juga bisa menikmati dengan permainan yang nyaman,” tutur Ketua PELTI Kabupaten Jombang ini.
Di elaskan Edo, bahwa untuk pelayanan medis juga ok. Pelayanan akomodasi teman-teman yang tersebar di seluruh Jombang juga terpantau relatif nyaman.
“Porprov ini memang salah satu tolok ukur di level Jawa Timur. Cuman memang harus diperbanyak pembinaan di level yunior,” terang Edo menanggapi potensi seluruh peserta kejuaraan.
Menurutnya, bahwa produk porprov hari ini hasil produk pembinaan kader yunior sekitar 2-5 tahun lalu. Namun hasil dari pembinaan ini, ia melihat masih butuh penanganan lebih intensif lagi.
“Salah satunya harus diperbanyak frekuensi turnamen. Dan latihan. Saya kira masih kurang maksimal (atlet-atlet) yang turun di porprov ini,” katanya.
Ia menilai, kalau untuk ke level nasional, maka Jawa Timur pembinaan nya masih perlu dipertajam lagi frekuensi nya. Demikian halnya, juga Jombang, ucapnya.
“Saya kira (Jombang) mengalami kevakuman yang lama untuk pembinaan yunior. Sehingga hari ini, bisa saya katakan atlet yang ikut dalam ajang porprov ini, produk lama yang belum terbina secara masif.”
“Sehingga sisa-sisa kekuatan lama saja. Oleh karena itu, pasca porprov kita ingin ada intensitas tinggi untuk pembinaan yunior ini,” paparnya.
Tujuannya, agar 5-10 tahun mendatang, Jombang bisa lebih berprestasi.
“Jombang ikut lima, satu di antaranya putri. Krisis di cewek cuma (ikut) satu. Sehingga tidak bisa ikut beregu. Kan minimal tiga orang. Hanya (bisa) tampil di single dan mix,” ungkapnya.
Tentunya, tambah Edo, PELTI baik provinsi maupun kabupaten, harus segera melakukan upaya-upaya yang lebih produktif untuk mengintegrasikan seluruh potensi.
“Bagaimana model pendidikan nya, bagaimana model setelah tenis nya, bagaimana model pembinaan yuniornya.”
“Dan paling penting soal pelatih harus di tingkatkan kepelatihannya. Kalau di bandingkan pembinaan yuniornya dengan daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah itu luar biasa,” pungkas Edo. (har)






















