
MAGETAN (KS) – Antusias warga Magetan dalam menggunakan hak pilihnya di 4 TPS yang melaksanakan Pemungutan Ulang Suara (PSU) hasil amar putusan MK pada Pilkada Serentak 2024 Bupati dan Wakil Bupati Magetan, terpantau masih ramai.
Menurut sumber KPU Jatim, kalau pada pilkada serentak 2024 itu, tingkat partisipasi pemilik suara 90,3 %. Dan kali ini di PSU MK turun 1,6 %. Makanya terlihat ramai antrean pemilih warga Magetan. Sementara perolehan suara juga hasilnya jelas. Tetapi ada mekanisme pengumuman secara resmi sekitar 24 Maret 2025 besok.
Dari pantauan awak media di lapangan mulai dari TPS 004 dan TPS 001 di Desa Kinandang, Kecamatan Bendo. Selanjutnya geser ke TPS 001 Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan. Kemudian terakhir di TPS 009 Desa Selotinatah, Kecamatan Ngariboyo. Bahwa semuanya termasuk ramai antrean warga yang hendak mencoblos ulang.
Medan yang dihadapi untuk berkeliling dari TPS satu ke lainnya, mengakui memang sangat melelahkan. Sebab jarak tempuh rerata 30-60 menit, apalagi harus naik turun jalanan bukit berkelok. Menambah suasana puasa Ramadan, dan hawa dingin angin kencang sedang melanda Magetan sepekan ini. Yang pasti, penulis merasakan letih dan hampir-hampir mabuk darat, dengan kepala pusing dan mual.
Kendati demikian, pada akhirnya menuai hasil memuaskan. Karena kegiatan berlangsung lancar, sukses. Terpenting hingga berita ini tayang, tidak ada komplain masuk.
Dalam kesempatan di TPS 001 Desa Nguri, Ismiati (51) warga Nguri RT 02 RW 02 mengaku bahwa sebelumnya juga ikut coblosan saat pilkada serentak itu. Dia mengatakan, perbedaan perasaan nyoblos kali ini, awalnya was-was, karena coblosan ulang khawatir ada rame-rame (keributan,red).
Namun saat di lokasi, adanya begitu banyak pihak keamanan dari unsur TNI-Polri. Selanjutnya ia menjadi tenang. “Kalaupun ada ribut-ribut, kan sudah ada pak polisi dan TNI yang mengatasi,” katanya.
Pekerjaan Ismiati sehari-hari adalah bertani, beternak, juga ibu rumah tangga. Ia datang ke TPS bersama putrinya, Wanda (21) yang jauh-jauh datang karena sudah bekerja di Surabaya.
Wanda (21) mengaku, coblosan sebelumnya tidak partisipasi. Karena saat itu tidak mendapatkan cuti dari tempat ia bekerja. Tetapi kali ini bersemangat hadir, sebab menurutnya, satu suaranya berharga dan menentukan masa depan kampungnya ke depan. “Soalnya satu suara itu penting,” ucapnya singkat.
Sementara itu, Lamidi (62) anggota Linmas yang berjaga di TPS 001 Nguri ini, menceritakan suasana saat bertugas mulai gladi atau bimbingan teknis hingga pelaksanaan.
“Coblosan pertama tugas jaga juga. Yang membedakan sekarang ada perasaan khawatir, gawat dan tegas. Tetapi saat berlangsung ternyata aman, karena ada bapak polisi dan TNI banyak,” tuturnya.
Soal antusias warga yang nyoblos, Lamidi mengatakan, bahwa sama kayak dulu (pilkada serentak), ramai.
Pria paruh baya, yang mengaku sehari-hari kerja tani, beternak lembu (sapi,red) dan kambing ini, berharap siapapun pasangan bupati yang terpilih nantinya. Supaya bisa memimpin dan mensejahterakan masyarakat khususnya petani.
“Kalau bisa milih yang betul saja. Bertani ya pengennya rabuk, obat-obatan bisa murah. Karena mahal. Lalu kedua, belinya (hasil tani,red) terlalu murah. Sekarang ini pupuk mahal nggak mau turun. Tapi hasil tani dijual murah, kayak harga gabah turun lagi,” ungkap warga RT 01 RW 02 Nguri, Magetan ini.
Dia sendiri bertani padi, jagung, tergantung musimnya. Tapi semua masalahnya adalah harga pupuk yang mahal, dan harga jual (hasil tani) rendah. “Dari semua calon bupati saya tidak tahu, karena repot bertani,” kelakarnya.
Sedangkan di TPS 009 Selotinatah, warga terlihat sabar mengantre demi memenangkan pilihannya. Bahkan antrean memanjang sampai ruas jalan sejauh 20 meter. Tapi lalu lintas terjaga karena warga antre dengan tertib.
Tampak petugas berjaga-jaga dari unsur Satpol PP, juga aparat kepolisian dan TNI. Perwakilan Bawaslu juga terlihat mengawasi jalannya PSU.
Ketua KPU Jatim, Aang Kunaefi di lokasi mengatakan proses pemungutan suara ulang relatif berjalan normal dan wajar. Ini menjadi penting untuk perbaikan demokrasi, dan dia berharap nantinya semua pihak bisa menerima hasil rekapitulasi yang akan ditetapkan di KPU Kabupaten Magetan.
Kasmin Abdullah (48) warga Desa Selotinatah mengaku tidak keberatan harus mengantre. Sebelumnya pada pemilu 27 November 2024 lalu, dia bersama warga lainnya juga antusias menyalurkan hak pilihnya. “Karena ini sudah haknya, nggak apa harus antre, yang penting bisa menyalurkan hak pilih,” ujarnya.
Kasmin berharap pasangan bupati yang terpilih dapat membawa kesejahteraan masyarakat. “Siapapun yang jadi, yang penting tetap guyup rukun,” ucapnya.
Tak hanya itu, TPS 009 ini juga menarik perhatian Penjabat (Pj) Bupati Magetan, Nizhamul bersama forkopimda datang langsung meninjau lokasi. Ia bersyukur lantaran PSU berlangsung lancar, aman dan damai.
“Alhamdulillah lancar semua, aman, damai, adem. Ini patut kita syukuri bahwa masyarakat sudah cerdas dan pandai berdemokrasi. Ini bagus luar biasa,” kata dia.
Kapolres Magetan, AKBP Satria Permana menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga Magetan yang telah menyalurkan hak pilihnya pada gelaran PSU. Ia menegaskan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah pengamanan untuk menjamin PSU berjalan lancar dan aman.
“Kita terjunkan 560 personel yang kita bagi di empat TPS. Ada penyekatan di beberapa titik agar warga yang hadir benar-benar yang menggunakan hak pilih,” tegasnya.
Ketua DPRD Magetan, Suratno mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat di Desa Selotinatah untuk menyalurkan hak pilihnya pada PSU ini. Ia juga menjamin proses pungut hitung pada PSU Magetan berjalan transparan.
“Antusiasme warga luar biasa. Terbukti panjangnya antrean. Ada live streaming juga, berarti sudah transparan. Ini namanya Jurdil,” tandasnya. (har)