SURABAYA, Klik9.com – SSB PSG Soccer School memperkenalkan dua siswa baru, Minggu pagi (10/8/2025) kemarin di lapangan sepak bola Poltekpel Gununganyar, Surabaya.
Dua siswa baru SSB PSG tersebut, yakni Ahmad Nasrullah Irawan (8) kelahiran Surabaya 2017. Tinggal di Semolowaru, dan sekolah di SD Islam swasta di Surabaya.
Saat di lapangan, Ahmad langsung akrab dengan siswa SSB PSG lainnya. Bahkan pada sesi game, dia berhasil mencetak hattrick untuk timnya.
Menurut Denny Irawan, ayah Ahmad, kalau putranya itu begitu bersemangat saat bermain sepak bola. Terlebih lagi setelah gabung PSG Surabaya di Gununganyar ini.
Karenanya, begitu dapat rekomendasi dari orang tua siswa yang anaknya sudah ikut PSG duluan. Dia dan putranya langsung bergabung. “Anaknya excited banget pengin latihan lagi,” ucap Denny.
Sehingga meskipun beda kecamatan dengan markas PSG, bukan halangan bagi Denny untuk mengantarkan latihan sekolah sepak bola untuk mendukung hobi dan mengikuti setiap detail tumbuh kembang putranya tersebut.
Berikutnya ada nama Syahreza Khalfani Arifin (8) seumuran juga dengan Ahmad. Namun siswa yang akrab disapa Alfan ini tinggal di komplek perumahan tak jauh dari tempat latihan.
Untuk sekolah, Khalfani di SD Islam swasta di Waru Sidoarjo, sebelumnya juga ikut ekstrakurikuler sepak bola bentukan gurunya. Tetapi dengan pertimbangan lain, akhirnya ikut menyusul kakak sepupunya yang terlebih dahulu gabung PSG.
Meskipun tidak mencetak gol seperti Ahmad, tetapi Alfan juga tidak kalah bersemangat. Putra dari Samsul Arifin ini sangat aktif bermain untuk timnya pada sesi game.
Dalam sesi latihan hari Minggu pagi itu, masih bersama Coach Romadhon dari internal Persebaya. Harapannya anak-anak the Lava Pijar, julukan PSG ini bisa menyerap materi sepak bola modern. Dan ke depannya bisa muncul sebagai pemain profesional dan timnas.
“Tren di SSB PSG saat ini, banyak mendaftar siswa baru usia mulai 5 tahun sampai 8 tahun. Tapi ada juga yang 12 tahun. Sedangkan yang usia 15 tahun ke atas sebagian fokus ujian sekolah dan ikut futsal. Untuk yang kelas 6 SD ada juga izin fokus sekolah,” terang Harun pengurus harian PSG Soccer School.
Menurutnya, dinamika seperti itu di sekolah sepak bola hal wajar saja.
“Namanya juga anak-anak, terkadang karena kesibukan aktivitas lain mereka di sekolah maupun rumah, kayak ekskul atau mengaji. Tapi ada juga karena orang tuanya lagi sibuk di kerjaan. Apalagi di PSG memang eksklusif latarbelakang siswanya, sekumpulan anak-anak yang cerdas. Ya semoga ke depannya bisa support materi sepak bola modern, sehingga sepak bola Indonesia makin maju ke depannya,” pungkasnya. (red)
