
SURABAYA (KS) – RSIA Ferina kembali menggelar health talk program bayi tabung, Sabtu kemarin (24/5/2025) malam 20.00 WIB di mal Grand City, Surabaya.
Sedikitnya 50-an orang audiens hadir mengikuti jalannya health talk RSIA Ferina tersebut. Mereka mulai pasutri muda hingga dewasa yang duduk di kursi panitia. Selain itu, juga ada pengunjung mal yang melintas atrium lantai satu.
Hadir sebagai pembicara, yakni dr Aucky Hinting PhD SpAnd (K), dan dr Eva Diah Setijowati MSi Med. Sementara sebagai moderator Dr dr Ashon Sa’adi, Sp.OG (K).
Menurut dokter Ashon, bahwa secara nasional, kementerian berharap setiap tahunnya dapat melayani 50 ribu permintaan. Meskipun ini sebenarnya jauh tertinggal, seperti Cina itu satu rumah sakit (RS) saja mencapai 50 ribu.
“Maka harapannya, pelayanan itu tidak keluar. Karena sebenarnya kita juga sudah mampu pelayanan itu. Total pelayanan ini, ada 60-an di Indonesia dan enam di antaranya ada di Surabaya,” katanya.
Peningkatan pelayanan ini tujuannya agar pasien tidak menyeberang, terutama seperti teman-teman di Sumatera agar tidak ke Malaysia. Pasalnya, beberapa waktu lalu sejumlah negara tetangga melakukan promosi internasional di Indonesia.
“Kendala untuk meningkatkan target di Indonesia, terutama untuk menengah ke bawah. Umumnya terkendala cost totalnya belum tercapai,” timpalnya.
Di kesempatan ini, dr Aucky menyebutkan, tema tahun ini adalah memberikan harapan untuk memperoleh buah hati. “Pertama, karena tahun ini kita mengerjakan bayi tabung yang ke-20 ribu, sudah ada delapan ribu kehamilan,” ungkapnya.
Kedua, juga menjelaskan ke pasien, bahwa biaya program bayi tabung itu antara 60-80 juta, bukan sampai ratusan juta, atau banyak, perkiraan orang.
Ketiga, hal-hal yang baru, seperti timelapse, RSIA Ferina sudah menghasilkan lebih bagus lagi angka kehamilannya. Ini berkat kemajuan teknologi pemeriksaan genetik, jadi itu sesuatu yang baru dari kita.
“Untuk pasien dari tahun ke tahun ada peningkatan jumlah pasien. Setahun mengerjakan seribuan, tiap bulan ada seratusan,” tuturnya.
Terkait tingkat keberhasilan program bayi tabung itu masih sama sekitar 50%. Kendalanya pasien yang datang sudah tidak muda lagi. Sehingga kendala lebih banyak dari kondisi pasien ini.
Untuk tips berhasil bayi tabung, orang laki-laki dan perempuan menerapkan pola hidup sehat, orang harus jalan-jalan 30 menit, makan sayur dan buah-buahan, hidup sehat dan olahraga. “Setelah tanam ya olahraga lagi,” timpal dr Aucky.
Tak mau tertinggal, dr Eva Diah, menjelaskan masalah pemilihan gender bayi tabung di Indonesia termasuk larangan. “Tetapi itu tidak berlaku kalau ada kelainan genetika, misalnya yang laki menderita hemofilia, perempuannya normal itu memang disarankan punya anak laki-laki,” jelasnya.
Dokter Eva menegaskan, bahwa teknologi generasi baru di RSIA Ferina mulai skrining hingga uji lab, pola inhouse semua tersedia.
“Makanya slogan kita dari hulu ke hilir semua ada, bisa mengerjakan sendiri. Di saat center lain mereka mengirimkan uji lab kesana kesini, kalau kita tidak. Pasien tidak perlu periksa kesana, atau embrio dikirim kemana, semua kita kerjakan di Ferina. Kalau belanja one stop shopping lah,” bebernya.
Menyoal pasien paling banyak, tentu saja mereka di Surabaya dan Jawa Timur. Tetapi ada juga Sumatera, Kalimantan, Papua, NTB, NTT, pasien luar negeri juga ada, Aceh juga ada. “Luar negerinya, dari Malaysia,” tukasnya. (adv)






















