Klik9Nine

Khazanah Khatulistiwa

BERITA SPORT SURABAYA

Lima Pilar Sport Science Jatim Dioptimalkan Jelang Pra PON 2024

SPORT SCIENCE: Ketua Umum KONI Jatim M Nabil (kanan) optimalkan lima pilar. (Foto: Istimewa)

SURABAYA (Klik9com) – Seluruh cabang olahraga terus melakukan persiapan dalam Pemusatan Latihan Daerah Jawa Timur 100/V proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara. KONI Jatim juga mengoptimalkan lima pilar sport science.

Ketua KONI Jatim M Nabil mengatakan, pihaknya telah melakukan pemanggilan 65 pengurus dan pelatih cabor untuk melakukan presentasi terkait kesiapan, pemetaan dan peluang medali.

Dari hasil tersebut, ia mengaku cukup optimis Jatim bisa meloloskan banyak atlet ke PON. Hanya saja, ia masih merahasiakan proyeksi atau target medali masing-masing cabor di Pra-PON nanti.

Baca Juga  Dosen Unesa Beri Guru SILN Singapura Pembelajaran Diferensiasi

“Optimisme teman-teman ada, tapi yang saya senang mereka objektif menyampaikan apa yang kurang dan lebih. Namun prediksi itu harus dibuktikan di lapangan, realitasnya di Pra-PON nanti semoga bisa mencapai target,” kata Nabil.

Dari hasil Pra-PON itu nantinya akan kembali dievaluasi bagaimana peluang raihan medali Jatim di PON.

“Sementara yang meraih perunggu tidak bisa kami follow up, hanya emas dan perak yang kami prioritaskan. Itupun perak yang berpeluang bisa menjadi emas,” imbuhnya. 

Selain itu, mantan Komisioner KPU Jatim itu mengatakan, dalam pertemuan itu pihaknya juga melibatkan tim Badan Sport Science yang terdiri dari tim fisik, tim massage, tim psikologi, tim kesehatan dan tim gizi untuk membahas kondisi dan upaya pemecahan masalah yang ada pada masing-masing atlet. 

Baca Juga  Kini Akta Kelahiran Langsung Selesai di 38 Rumah Sakit, 80 Klinik dan Bidan

Di luar lima pilar itu, cabor banyak yang mengeluhkan masalah tidak adanya tryout maupun dukungan pembaharuan peralatan karena penyesuaian anggaran oleh KONI Jatim. 

Namun dari hasil itu, Nabil mengatakan, akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pengadaan peralatan baru. 

“Peralatan kami upayakan secara maksimal, memang ada pergantian alat yang harus diganti karena ketika mereka bertanding dengan alat baru maka harus adaptasi,” kata alumnus Universitas Islam Negeri Surabaya itu.

“Misal tempat latihan seperti sepatu roda antara yang kami pakai berbeda dengan lapangan Pra-PON nanti. Sehingga kami pertimbangkan agar ada lapangan yang sama dengan tempat tanding. Dengan ini nanti hasilnya bisa jadi sesuai,” pungkasnya. (*)

Visited 10 times, 1 visit(s) today

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page