
Manajer Tim Sepak Bola Putri Banyuwangi Desi Prakasiwi Minta Anak Asuhnya Tidak Putus Asa meskipun Panitia Porprov IX Jatim Membatalkan Lolos Semifinal
KOTA BATU (KS) – Manajer tim sepak bola putri Banyuwangi, Desi Prakasiwi berbesar hati, dan langsung mengumpulkan para pemainnya. Ini setelah panitia Porprov IX Jatim 2025 membatalkan tiket lolos semifinal. Meski sebelumnya sempat memuncaki klasemen grup A.
Desi yang juga pengurus Askab PSSI Banyuwangi itu meminta agar para pemain tidak putus asa. Dan memberikan bonus berupa sepatu kepada pemain dan pelatih.
“Meski tidak lolos, semua pemain dan pelatih dapat bonus sepatu,’’ ujar legislator DPRD Banyuwangi asal PDIP ini, melansir media Radarbanyuwangiid, Kamis (26/6).
Sementara itu, Sekretaris Askab Rudi Latif mengungkapkan, bahwa pada malam setelah laga terakhir, (imbang 1-1 lawan Kota Batu di Stadion Brantas, Senin (23/6),red). Tim putri Banyuwangi dinyatakan lolos ke semifinal sebagai juara grup. Kabar ini disambut dengan syukur jajaran tim.
Tak hanya itu, tim juga langsung melakukan berbagai persiapan lanjutan. Seperti perpanjangan hotel, konsumsi, transportasi, dan latihan ringan.
Namun, keesokan harinya muncul protes dari tim Jember dan Batu kepada Asprov PSSI Jatim. Menanggapi hal itu, Asprov menggelar rapat koordinasi daring yang mimpin langsung Sekretaris Asprov.
Dalam rapat tersebut, terjadi perdebatan cukup panas, dan technical delegate (TD) justru menjadi pihak yang tertekan dan salah atas keputusan sebelumnya.
”Puncaknya, pagi (Rabu,red) jadwal rilis semifinal tidak ada nama Banyuwangi. Ini sangat merugikan kami. Menganulir keputusan sebelumnya, hanya berdasarkan asumsi dan tafsir atas regulasi, bukan melalui mekanisme yang adil,” getol Rudi dengan nada kecewa.
Pria yang juga Humas Persewangi itu menegaskan, kalau keputusan ini tidak hanya merugikan secara materiil, tetapi juga imateriil.
”Kami dipermalukan. Publik sudah mengetahui kami lolos, berita sudah tersebar. Tapi semua berubah dalam semalam. Ini preseden buruk dalam penyelenggaraan turnamen sebesar Porprov,” ucapnya.
Rudi juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat pecinta sepak bola di Banyuwangi. Karena tim putri belum bisa mempersembahkan medali.
Dia menegaskan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan Porprov berikutnya dan ajang-ajang lainnya.
Rudi menambahkan, bahwa untuk cabor futsal putra gagal berangkat karena keabsahan pemain. Sedangkan tim futsal putri tetap bertanding dengan pemain terbatas. Kemudian tim sepak bola putra finish peringkat ketiga penyisihan grup.
”Sepak bola putri sebenarnya memiliki peluang besar. Namun pada akhirnya justru menjadi korban dari keputusan yang berubah-ubah. Ini sangat menyayangkan,” tandas Rudi.
Terpisah, Jumat pagi (27/6) Fawaid pengurus Asprov kepada media ini menjelaskan, bahwa gaduh karena TD. “Kesalahan TD yang membuat rame,” katanya.
Saat bertanya, apakah masalah head to head poin sama, Fawaid membenarkan. “Iya mas,” ucapnya singkat melalui Pesan WhatsApp. (Redaksi)






















