Armuji Cup Diduga Ilegal Berani Langgar Prokes Covid19 Karena Bergulir Tanpa Rekom Askot PSSI
PELANGGARAN: Penonton turnamen Armuji Cup 2020 di Lapangan Persada, Lidah Kulon, Wiyung terlihat berkerumun tanpa menerapkan protokol kesehatan Covid19. (BM/IST)
SURABAYA (BM) – Turnamen sepak bola usia dini Armuji Cup yang digelar di Lapangan Persada, Lidah Kulon, Wiyung pada tanggal 25 – 27 Sepetember 2020 diduga ilegal dan melanggar protokol kesehatan Covid19. Pasalnya turnamen yang diikuti puluhan SSB itu belum mengantongi surat rekomendasi dari Askot PSSI Surabaya.
Menurut Ketua Askot PSSI Surabaya Mauritz Bernhard Pangkey mengatakan, kalau pihak Panitia Armuji Cup telah menjanjikan ke Askot PSSI Surabaya pada hari H soal izin dari Gugus Tugas Covid19 Kota Surabaya dan pihak kepolisian akan turun.
“Namun sampai H+1 belum turun. Ya sudah rekom (Askot PSSI Surabaya) pun gak turun,” kata Ko Champ, sapaan akran Mauritz Bernhard Pangkey, Sabtu (26/9) malam melalui pesan grup WA.

Ia kembali menegaskan, kalau panitia sudah berjanji surat izin dari Gugus Tugas Covid19 dan surat izin dari kepolisian turun di hari H. “Iya ngerti Gus, tapi kan seperti di atas tadi, Yopi (Ketua Panitia) ini kan menjanjikan surat izin akan turun hari H? Kenyataannya kan tidak turun. Hari ini wasitnya mboh dari mana,” keluhnya.
Seperti di lansir media daring SurabayaTimes.com bahwa hingga saat ini turmamen sepak bola yang direstui oleh PSSI hanya Liga 1 dan Liga 2 saja. Di luar itu semua termasuk kelompok umur dihentikan sementara karena pandemi Covid-19.
Namun, di Kota Surabaya berbeda. Di tengah pandemi Covid-19 malah digelar turnamen sepak bola anak tersebut.
Ketua Askot PSSI Mauritz Berndhard Pangkey menyampaikan rekom turnamen Armuji Cup dari Askot PSSI Surabaya belum turun.
“Untuk mendapatkan rekom Askot, panitia wajib bersurat ke Askot dengan melampirkan izin dari Gugus Tugas (Covid19,red.-) dan izin dari kepolisian resor Surabaya (bukan polsek),” ujarnya Sabtu (26/9).
Dia menjelaskan dalam hal ini pihak panitia Armuji Cup hanya melampirkan bukti tanda terima saja dari dua instansi yakni Pemkot Surabaya dan kepolisian. “Maka rekom dari Askot sampai pagi ini belum turun,” lanjutnya.
Ditanya apakah pihak panitia tahu SOP menggelar turnamen di tengah pandemi Covid-19? Champ sapaan akrab dari Mauritz meragukannya. “Bagaimana mereka tahu? Kami di Askot saja belum tahu atau dapat info dari Asprov PSSI Jatim,” tegas dia.
Menurut dia jauh sebelum turnamen ini digelar pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan panitia. “Saya sudah wanti-wanti agar tidak ada penonton atau pun kalau ada penonton harus dibatasi,” lanjutnya.
Champ menambahkan dalam turnamen ini dia tak melihat adanya niat pencarian bibit muda pemain profesional. “Karena saya tahu ini turnamen hanya sekedar kampanye politik saja. Dan panitia juga mencari untung dari turnamen ini. Tidak mungkin protokol kesehatan yang benar akan dipatuhi,” imbuh dia.
Perkataan Champ ini memang bukannya tak berdasar. Armuji memang diketahui maju pada Pilwali Surabaya tahun 2020 ini. Dia bergandengan dengan Eri Cahyadi dengan partai pengusung PDIP.
Untuk mengetahui kondisi secara langsung media ini pun kemudian coba melihat turnamen pada siang hari. Benar saja, di sana digelar pertandingan turnamen sepak bola untuk kategori umur atau usia dini. Ada empat lapangan yang digunakan dalam satu area yang disekat.
Jumlah orang yang diperbolehkan masuk pun tidak dibatasi. Hingga di sekitaran pinggir lapangan terdapat banyak orang yang menonton.
Inisiator Acara Armuji Cup Yopi Perwiranusa ketika dikonfirmasi membenarkan pihaknya belum mendapat restu dari Askot PSSI Surabaya. “Kami sebenarnya sudah melakukan komunikasi. Tapi izin belum juga dikeluarkan,” ujarnya.
Karena izin yang tak dikeluarkan ini dia menjelaskan perangkat pertandingan seperti wasit pun akan diambil kembali. “Jika diambil pada pertandingan selanjutnya terpaksa kami akan menggunakan wasit swasta biar tak berlisensi,” tuturnya.
Selain dari pihak PSSI, Yopi pun mengakui kesulitan mendapatkan surat izin dari Gugus Tugas Covid19 Kota Surabaya yang terdiri dari Pemkot Surabaya dan kepolisian. “Suratnya belum ada,” imbuh dia.
Mengenai adanya dugaan pembiaran oleh Pemkot Surabaya, media ini kemudian coba melakukan konfirmasi ke Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto.
Namun pria yang juga menjabat sebagai kepala di BPB Linmas Pemkot Surabaya ini tak merespon telpon maupun pesan Whatsapp tentang adanya turnamen Armuji Cup yang diduga tak menjaga protokol kesehatan pada pelaksanaannya. (run)






















