Klik9Nine

Khazanah Khatulistiwa

BERITA HUKUM SURABAYA

OTT Oknum LSM Diduga Peras Rp50 Juta Motif Demo Dispendik

OTT Oknum LSM
OTT: Terduga oknum LSM yang diamankan Polda Jatim, Sabtu (19/7/2025). (KS/IST)

Ketua FPPJ Prihatin Aksi Oknum Mahasiswa Berkedok LSM, Minta Polisi Selektif Beri Izin Demo

SURABAYA (KS) – Dua orang yang mengaku sebagai anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM) kini diamankan oleh Sub Direktorat II Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT), Sabtu malam (19/7/2025) kemarin.

Kedua terduga pelaku berinisial S dan SH diduga melakukan pemerasan terhadap sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).

Modus yang digunakan keduanya terbilang klasik namun masih efektif. Yakni mengirimkan surat pemberitahuan rencana aksi demonstrasi yang mengangkat isu dugaan korupsi. Dengan ancaman akan menggelar aksi massa, mereka diduga menekan pihak dinas untuk memberikan sejumlah uang, agar aksi tersebut dibatalkan.

Baca Juga  Bupati Gresik Gus Yani Lepas 786 Pemudik Gratis

Sumber internal menyebutkan, praktik ini bukan kali pertama dilakukan oleh kedua oknum tersebut. Beberapa OPD dikabarkan pernah menjadi target dalam aksi serupa, yang pada akhirnya berujung pada pemberian dana secara diam-diam untuk meredam isu.

Menanggapi penangkapan ini, Ketua Forum Pemerhati Pendidikan Jawa Timur (FPPJ), Kiki Kurniawan, mengaku prihatin atas tindakan yang mencoreng citra lembaga swadaya masyarakat.

“Dalam beberapa bulan terakhir, saya perhatikan semakin banyak aksi demonstrasi yang dilakukan oleh segelintir orang mengatasnamakan LSM. Materi demo mereka cenderung tidak mendidik dan bahkan terkesan dipaksakan.

Baca Juga  Opsen Pajak Siap Dongkrak PAD Kota Surabaya, Ditaksir Rp 1 Triliun Per Tahun

Dunia pendidikan membutuhkan kontrol sosial yang konstruktif, bukan justru jadi sasaran pemerasan berkedok aktivisme,” ujar Kiki, Senin (21/7).

Lebih lanjut, Kiki mengungkapkan keprihatinannya karena para pelaku disebut-sebut berasal dari kalangan mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi Islam di Surabaya.

“Mahasiswa seharusnya menjadi panutan, membawa semangat intelektual dan perubahan positif. Bukan justru menggunakan status mereka untuk menekan dan menakut-nakuti instansi pemerintah demi kepentingan pribadi,” tambahnya.

Ia juga meminta aparat kepolisian untuk lebih selektif dalam memberi izin demonstrasi dan melakukan verifikasi terhadap substansi materi aksi.

Baca Juga  Eksekusi Hotel Grand Palace di Surabaya Berlangsung Ricuh

“Jika suatu aksi tidak memiliki dasar yang kuat, tidak membawa data dan bukti yang akurat, sebaiknya jangan diberi izin. Bahkan, kalau perlu dibubarkan saja aksi-aksi yang hanya mengedepankan sensasi dan tekanan politik,” pungkas Kiki.

Polda Jatim hingga saat ini masih melakukan pengembangan terhadap kasus tersebut dan menelusuri kemungkinan adanya pihak lain yang turut terlibat dalam praktik serupa. (*)

Visited 22 times, 1 visit(s) today

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page