Klik9Nine

Khazanah Khatulistiwa

LIFESTYLE

Diskominfo Jatim Gencar Lakukan Sosialisasi Migrasi TV Digital 30 April Nanti

TV DIGITAL: Kadis Kominfo Jatim Hudiyono saat talk show, Kamis (21/4/2022) di Kantor Diskominfo Jatim, Surabaya. (KS/IST)

SURABAYA, Klik9.com – Jelang migrasi TV analog ke TV digital pada 30 April 2022 mendatang, Diskominfo Jatim gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat, di antaranya kelompok informasi masyarakat (KIM) di kabupaten/kota,  Relawan TIK dan beberapa komunitas terkait program analog switch off (ASO).

Kepala Diskominfo Jatim Hudiyono mengatakan, sosialisasi juga dilakukan dengan memanfaatkan media massa hingga ke daerah-daerah, serta berkoordinasi dengan semua stakeholder, seperti multiplexer, Balai Monitor Siaran Frekuensi Radio (SFR) Kemenkominfo dan KPID Jatim.

Dijelaskan, siaran digital hanya dapat ditangkap pesawat televisi digital atau pesawat televisi analog yang dilengkapi dengan set top box (STB). Selain itu, TV digital bukan smart TV yang dapat menangkap siaran streaming melalui jaringan internet. TV digital juga bukan TV yang menangkap siaran satelit melalui parabola dan juga siaran televisi kabel yang berbayar. 

Baca Juga  Cegah Stunting, JAPFA Gelar Edukasi Asupan Protein Hewani sejak Masa Kehamilan

“Dengan teknologi siaran digital, maka gambarnya akan bersih, suaranya jernih dan teknologinya canggih,” kata Hudiyono dalam program talk show Dialog Jatim Today dengan tema “Menakar Kesiapan Publik Jatim Sambut Kebijakan Analog Switch Off dengan TV Nasional” di Kantor Diskominfo Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Kamis (21/4/2022).

Peralihan menuju siaran digital diperlukan, karena penggunaan siaran analog merupakan pemborosan frekuensi. Perbandingannya, untuk siaran analog satu frekuensi akan ditempati oleh satu stasiun TV. Sedangkan dengan siaran digital, satu frekuensi bisa ditempati oleh 6-12 stasiun TV.

“Dengan menggunakan siaran digital, maka akan lebih hemat frekuensi atau gelombang elektromagnetik yang ada di udara, sehingga bisa dimanfaatkan untuk perluasan jangkauan internet sebagai sebuah broadband serta bisa dimanfaatkan pada berbagai perangkat early warning system (EWS),” katanya.

Menurutnya, respon masyarakat Jawa Timur sangat bagus dan antusias terhadap adanya migrasi ini, walaupun ada sedikit keraguan, karena masyarakat harus memiliki STB sendiri di luar STB yang digratiskan bagi rumah tangga miskin. 

Baca Juga  Wuling Arista Jatim Gelar Customer Gathering 2023

“Resistensi di masyarakat mungkin saja terjadi, tetapi ini hal yang lumrah ketika ada alih teknologi, seperti sewaktu pemerintah mengkonversi penggunaan minyak tanah ke elpiji atau penggunaan kartu tol elektronik untuk pembayaran jalan tol. Namun setelah masyarakat  merasakan manfaatnya, resistensi kita harap sedikit demi sedikit akan mereda,” tuturnya.

Dikatakannya, belum pahamnya masyarakat tentang teknologi siaran digital. Masih ada masyarakat yang menganggap TV digital sama dengan smart TV misalnya. Banyak masyarakat belum mengetahui cara memperoleh atau membeli set top box, jika di rumahnya masih menggunakan televisi analog.

Tahapan migrasi ASO wilayah, seperti Jember masuk dalam wilayah siaran yang migrasinya paling awal, yakni 30 April termasuk pula wilayah Madura, tapal kuda dan Pacitan. Sedangkan Surabaya dan sekitarnya justru masuk tahap 2, atau 25 Agustus. Pembagian wilayah ini sendiri merupakan kesepakatan antar penyelenggara multipleksing.

Untuk migrasi dibagi tiga tahap sedemikian rupa, agar tidak terjadi gangguan, dikarenakan setiap wilayah sudah mendapat jatah kavling frekuensi sendiri-sendiri untuk tiap-tiap penyelenggara multipleksing. 

Baca Juga  Percepat Pemulihan Ekonomi, Pameran Surabaya Fashion Week 2021 Digelar Secara Hybrid

Migrasi dijadwalkan dari wilayah bagian luar dulu, kemudian ke tengah dengan pertimbangan, agar tidak terjadi gangguan frekuensi dari beberapa kanal wilayah yang berdekatan dengan penyelenggara multipleksing yang masih on dengan siaran analog.

Manfaat positif yang lebih luas juga ada, yaitu pembukaan lapangan kerja baru di bidang industri pertelevisian. Peralihan ke siaran TV Digital mendorong pertumbuhan industri kreatif di masyarakat. 

Selain berpotensi menambah keragaman kepemilikan lembaga penyiaran, juga menyerap tenaga kerja kreatif. Bidang pembuatan konten siaran misalnya. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan daya saing digital, pendapatan negara dan penyediaan lapangan kerja. (*)

Visited 2 times, 1 visit(s) today

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page