
SURABAYA, Klik9.com – Sebagai upaya kewaspadaan dan antisipasi potensi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengoptimalkan peran para kader kesehatan. Bahkan, langsung menyiagakan seluruh faskes (fasilitas kesehatan) yang ada di Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, bahwa kasus terkonfirmasi DBD di bulan Januari 2022 sampai saat ini, telah terjadi sebanyak delapan kasus dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, sebagai respon cepat untuk penanganan kasus DBD, ia memaparkan langkah-langkah penanganan.
“Pertama adalah berkoordinasi dengan seluruh faskes di Kota Surabaya untuk segera melaporkan kasus demam dengan gejala yang menyerupai DBD. Kedua, berkoordinasi dengan camat dan lurah untuk menggerakkan semua elemen masyarakat dalam upaya pemberantasan,” jelas Wali Kota Eri, Senin (17/1/2021).
Ketiga, pihaknya langsung mengoptimalkan peran kader kesehatan. Yakni melakukan pemantauan pada kondisi jentik di lingkungan permukiman di wilayahnya masing-masing secara rutin, minimal satu minggu sekali.
“Mereka juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya upaya pencegahan melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dan 3M plus (menutup, menguras dan mengubur),” ujar Eri Cahyadi.
Selain itu, para kader kesehatan juga melakukan surveilans (kegiatan pengamatan penyakit) berbasis masyarakat. Apabila terdapat laporan yang terduga DBD di wilayahnya, maka akan langsung mengkoordinasikan dengan puskesmas setempat.
“Keempat, kami melakukan penanggulangan secara tepat pada kasus konfirmasi DBD dengan menyediakan penyelidikan epidemiologi, untuk memutus mata rantai penularan dalam waktu kurang dari 2×24 jam sejak laporan pertama,” terang dia.
Terakhir, Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengatakan, bahwa pihaknya secara rutin telah membagikan larvasida (pembasmi larva,red) kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan jentik di tempat penampungan air yang sulit dikuras.
“Maka, ketika mengalami demam tinggi harus segera melakukan pemeriksaan dan jangan sampai terlambat. Sebab, kita sudah menyampaikan kepada semua faskes untuk siap siaga,” pungkasnya. (*/red)






















