Klik9.com – Surabaya mempunyai kerja sama sister city dengan kota Liverpool, Inggris. Salah satu programnya pelatihan sepak bola. Dan, pelatih klub Tranmere Rovers FC menerima kesempatan untuk datang ke Surabaya memberikan coaching clinic.
Kegiatan coaching tersebut, telah terjalin sebelum pandemi Covid-19. Di mana, kala itu bintang Timnas U-16 Indonesia, Moch Supriadi menjadi salah satu peserta yang terbang ke kandang Tranmere. Yakni, di stadion Prenton Park, Birkenhead, Merseyside di kota Liverpool, Inggris.
Pasca pandemi, kerja sama tersebut bergulir lagi beberapa waktu lalu. Berlangsung tiga hari pada Sabtu-Senin, tanggal 11-13 Mei 2024, Tranmere Rovers FC kembali hadir di stadion G10N, Tambaksari.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghadirkan Tranmere Rovers FC untuk memberikan pelatihan kepada pelatih dan anak-anak sekolah sepak bola (SSB) anggota Askot PSSI Surabaya.
Dalam kesempatan itu, lewat FC Putra Perak, SSB Klik PSG Unika Gununganyar, Surabaya mengirimkan tiga pemain binaan U-15. Mereka adalah Rakha Aimansyah (15), Raka Permana Putra (14) dan Bagas Putra Aditya (14). Ketiganya membaur dengan sedikitnya 95 siswa-siswi SSB se-Kota Surabaya.
Pengalaman unik, tidak ada yang kebetulan di dunia ini, tetapi sudah menjadi ketentuan Allah SWT. Pasalnya, Minggu kemarin (26/5) pagi, bergabung siswa baru SSB Klik PSG Unika, yaitu Muhammad Abrisham Raffaza (10).
Ternyata, siswa yang sapaan akrabnya Momo itu, sejak usia 7 tahun telah tinggal, dan belajar sepak bola di kota Liverpool. Berikut penuturan Muhammad Misbahul Munir (40), ayah dari Raffaza. Sekaligus artikel sambungan, “Sepak Bola Liverpool Part 1”.
Sebagaimana ketahui, bahwa Tranmere Rovers FC klub yang tampil di League Two (kasta keempat Liga Inggris).
“Jarak camp Tranmere dari rumah saya tinggal, bahwa kota Liverpool itu terpisah oleh sungai Mersey (populer: Merseyside,red). Di sisi kanan sungai Mersey itu Liverpool, kalau kita lihat (peta,red) dari bawah. Sedangkan, Tranmere di posisi kiri,” katanya mengawali cerita, Minggu pagi di lapangan Poltekpel Gununganyar, Surabaya, venue SSB Klik PSG Unika latihan rutin.
Munir menambahkan, kalau ke Tranmere itu harus nyebrang sungai. Bukan lewat jembatan, namun melalui jalur terowongan di bawah sungai, namanya Queensway Tunnel. Waktu tempuhnya sekitar 45 menit naik bus.
Untuk stadionnya Tranmere Rovers FC, Prenton Park, kelas lapangan Tambaksari (baca: G10N, red) kalau di Surabaya. Meskipun sebenarnya klub ini boleh dibilang sekelas tim kecamatan di kota Liverpool.
Tetapi, sambung Munir, secara pengelolaan klub, sangat profesional. Ini tampak luar stadion ada official shop atau toko aksesoris. “Nah, karena klub Tranmere ini milik orang Indonesia (istilah kekinian, King Indo,red). Sehingga barang jualan, juga dari Indonesia,” tambahnya.
Melansir bola.tempo.co, bahwa konglomerat Indonesia, Wanandi dari Santini Group memiliki saham Tranmere Rovers FC sejak 2019. Kini, klub tersebut punya peluang besar untuk promosi ke League One atau divisi ketiga Liga Inggris.
“Pernah ada orang kementerian RI ke Liverpool, juga berkunjung ke Tranmere untuk promosi produk. Akhirnya kostum asal Indonesia ini dijual di sana (Prenton Park, red). Dan saya pernah memegang, memang kualitasnya bagus,” ungkapnya.
Menyoal skuat pemain, Tranmere Rovers FC yang pria bermain di League Two. Tapi kalau tim wanitanya, ada kerja sama dengan Liverpool FC (LFC) Woman. “Jadi, ketika Liga Inggris, kalau tim LFC wanita, mainnya di kandang Tranmere ini. Bukan di Anfield Stadium, kandang Liverpool FC,” tutur Munir.
Berdasarkan kacamata orang tua murid SSB Klik PSG Unika, sekelas tim kecamatan Tranmere ini, menurut Munir ini, sudah luar biasa karena manajemen profesional. Terbukti, adanya anak-anak Indonesia yang mereka jaring dengan datang ke Indonesia. Kemudian dibawa ke Tranmere untuk latihan beberapa bulan.
“Waktu itu, ada teman saya, sebagai translator. Dari informasi teman saya itu, sistem pembinaannya saja, untuk makanan diatur. Selain itu, juga punya ahli gizi, memiliki stadion. Semua teratur baik meskipun hanya tim sekelas kecamatan.”
“Mudah-mudahan Tranmere bisa kerja sama dengan sepak bola Indonesia. Secara manajemen ada orang-orang PSSI bisa belajar. Karena walaupun sekelas tim kasta keempat, tetapi secara sistem sangat profesional,” pungkas Munir. (har)