Klik9Nine

Khazanah Khatulistiwa

BERITA JATIM WISATA

Perjalanan Wisata Sunrise Terbaik Gunung Bromo dari Surabaya

Sunrise Terbaik Gunung Bromo
Rombongan wisatawan asal Jakarta menyaksikan langsung sunrise terbaik Gunung Bromo. (KS/HARUN)

PROBOLINGGO (KS) – Kawasan wisata Gunung Bromo menawarkan keindahan detik-detik matahari terbit (sunrise) terbaik. Namun untuk mendapatkan momen tersebut tidak mudah. Sebab memerlukan kesiapan fisik dan mental, serta sedikit perjuangan.

Tentu saja ketika wisatawan berhasil mencapai puncak bukit untuk menyaksikan langsung sunrise terbaik Gunung Bromo. Ini sepadan dengan upaya mencapai titik itu, karena terbayar lunas pemandangan sangat indah dan menakjubkan. Subhanallah.

Hal itu seperti perjalanan awak media ini ke kawasan wisata Gunung Bromo yang berkesempatan menjadi juru foto (fotografer) bersama agen perjalanan asal Surabaya.

Perjalanan dimulai hari Kamis (4/9/2025) petang. Sebagai awalan sekitar 18.30 WIB menjemput rombongan wisatawan asal Jakarta di Bandara Juanda, Sidoarjo. Namun sebelum lanjut ke Bromo, terlebih dahulu mampir makan malam di Soto Cak Har, Raya MERR, Surabaya.

Perjalanan melanjutkan kembali dengan mengendarai Toyota Hiace bernumpang 10 termasuk sopir. Lewat TOL Pondok Candra, menempuh 3,5 jam untuk sampai di penginapan masuk Kabupaten Probolinggo.

Untuk sampai penginapan ini saja sudah memicu adrenalin, akibat jalanan naik turun berkelok. Tidak ingat di mana tepatnya, tapi di sini, kami hanya punya waktu tidur 2 jam saja.

Bisa jadi pengalaman pertama. Awalnya kami berpikir perjalanan sampai titik tujuan bakal mulus. Sekira jam 2.30 dinihari menuju lokasi berpindah naik jeep Toyota Hardtop sewaan.

Kami mengendarai dua Jeep, dan kebetulan, kelompok fotografer kebagian sopir yang mampu menaklukkan kelokan tajam dengan kecepatan luar biasa.

Stop! Dalam situasi ini, jangan sampai dalam kondisi kurang fit. Karena dapat memastikan bakal masuk angin, mual, bahkan muntah, mabuk darat. Ini harus kami capai hampir 2 jam hingga kawasan Gunung Bromo.

Hampir-hampir putus asa. Sebab baru sadar hari itu adalah long weekend, bertepatan libur hari besar Islam maulid Nabi SAW.

Baca Juga  Inovboyo 2024 Pameran Lomba Inovasi Pelayanan Publik Surabaya

Jeep-jeep yang mirip balap formula satu, tadinya mendadak mengekor, terutama setelah masuk pos pembayaran wisata. Ini masih berjarak 2 km.

Tampak yang putus asa memilih jalan kaki atau naik ojek-ojek warga lereng gunung. Entah kesengajaan supaya laku ojeknya. Tapi yang jelas macet total.

Hamparan cahaya merah tampak menghiasi langit-langit. Harap-harap cemas, gagal melihat sunrise. Terdengar seorang wisatawan ibu-ibu ngomel, nanti saya komplain ini.

Catatan: berkaca dari apa yang kami alami. Sebaiknya kelak, siapapun saat weekend. Mulailah paling lambat jam 01.00 dinihari. Jangan kayak kami, yang berangkat jelang Shalat Fajar.

Balik lagi, Pak Sopir, dengan memberikan servis ekselen juga tak mau menyerah. Meski merambat, dan berkali-kali hampir bertabrakan dengan motor-motor ojek modifan, karena berjalan zig-zag keluar masuk celah mobil.

Hampir semua jeep, memilih minggir daripada terus berjalan ke atas. Benar saja, menurut pengakuan Pak Sopir, dia menduga tekor 10 liter bensin. Tercium bau menyengat kampas kopling yang kepanasan memang.

Sungguh sangat memacu adrenalin, sehingga butuh persiapan matang, dan pastikan kondisi tubuh fit dan prima.

Luar biasa! Tidak ada usaha yang sia-sia. Akhirnya kami berhasil mencapai puncak bukit, untuk melihat mata telanjang sunrise terbaik Gunung Bromo. Sementara di bawah sejauh mata memandang hamparan awan putih seperti negeri di atas awan. Indah sekali.

Sunrise Terbaik Gunung Bromo
Latar belakang hamparan awan putih dengan letupan Semeru. (KS/HARUN)

Namun perlu diingat, sebelum Subuh. Udara sangat dingin, jadi pastikan juga memakai jaket. Selain juga oksigen tipis karena di ketinggian.

Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah uang cash. Karena setelah foto-foto, perut dijamin keroncong. Jangan khawatir penjual bakso khas lokal sanggup mendinginkan. Selain itu juga warung-warung penjual mie instan, teh panas dan gorengan siap sedia.

Baca Juga  Wawali Punjul Resmikan Tempat Oleh-oleh Moodco Fine Chocolate

Dan saat hari makin terang. Jangan kaget, karena monyet-monyet liar, muncul menjadi tontonan gratis. Mereka hanya minta makanan dari para pengunjung kawasan.

Pemandangan ini para monyet berjejer di pinggir jalan, seolah-olah menyapa rombongan Jeep yang balik turun. Karena jam naik dan turun juga diatur. Sebab ruas jalan yang kecil.

Menurut salah satu sopir, sekitar 40 Jeep keluar bersamaan, milik perseorangan atau ada yang pribadi. Istilahnya bak balapan formula satu tadi, andai ada konten kreator pasti direkam dan dikasih suara balapan. Hehe.

Kali ini, karena matahari makin ke atas. Tujuan kami adalah turun ke lautan pasir di bawah hamparan awan tadi. Karena di Padang Savana sudah menunggu acara prasmanan sarapan pagi. Sensasional sekali. Selalu momen foto-foto tak ketinggalan.

Sunrise Terbaik Gunung Bromo
Momen sarapan pagi di Padang Savana berlanjut ke Pasir Berbisik. (KS/HARUN)

Habis sarapan, rombongan menuju para joki kuda. Anda bisa menyewa Rp200 ribu per orang. Anehnya, kalau bule bisa Rp350 ribu. Aji mumpung kali ya? Hehe

Nah dari kuda-kuda ini, wisatawan selanjutnya menuju kaki kawah Gunung Bromo. Perjalanannya sekitar satu jam. Termasuk jalan kaki menaiki tangga menuju kawah. Sebab kuda harus parkir di bawah.

Tak cukup di situ, momen selanjutnya adalah. Mobil Jeep kembali adu cepat menuju area ‘Pasir Berbisik’. Di sini dengan latar Gunung Batok kawasan Bromo, foto di atas kap mobil jeep, menjadi sensasional luar biasa, bak main film jadul rasanya.

Bagi yang santai, juga bisa menikmati warung-warung kelapa muda. Pokoknya jangan sampai melewatkan lah. Heran juga dari keterangan salah satu sopir, kalau weekend, sekitar 4.000 wisatawan mulai Jumat tiap hari minimal 3.000 turis. Sedangkan hari biasa, juga ada meski tak sebanyak weekend.

Baca Juga  Untari Deklarasi Kareb Jatim, Siap jadi Wakil Khofifah

“Ini sudah kayak pusat mobil off-road ya,” sahut ibu-ibu turis satu rombongan awak media.

Dan adrenalin kembali terpacu, saat mobil-mobil berlomba-lomba kembali ke penginapan. Jangan takut, karena mereka sangat menguasai kendaraannya masing-masing, serta medan jalan.

Kota hanya menyiapkan, perut sudah terisi saja. Sebab kalau kemasukan angin, dijamin sampai penginapan muntah-muntah seperti yang penulis alami sendiri. Hehe.

Sebagai kesimpulan perjalanan, kami bagikan tips atau catatan. Pertama saat ke Gunung Bromo, berangkat malam, sebisa mungkin jam 3 dinihari sudah di lokasi sunrise. Kedua bawa jaket yang tidak tebal juga tidak tipis. Sebab saat matahari muncul, maka berangsur terik meski udara tetap dingin.

Hal lain bawalah uang cash. Karena walaupun penjual juga ada QRIS, tapi harus mencari-cari sinyal. Walaupun di lokasi ada tower selular. Dan lagi, rasakan momen beramah-tamah dengan memberikan makan pisang goreng ke mereka. Seru banget tentunya.

Entah sudah berapa kali menulis kata sambung dan. Hehe, tapi kali ini, benar-benar harus diakhiri ya. Supaya kalian bisa merasakan sendiri sensasinya dengan datang langsung. Ya apalagi kalau bukan karena tidak bakal habis menulis keseruannya.

Oleh karena itu, bagi kalian yang penasaran. Bisa langsung nanya-nanya dengan memencet tombol WhatsApp media ini? Kita ceritakan lebih jauh lagi, bahkan bila perlu berangkat lagi ke sana rame-rame! Gimana? Kalau pengin praktis, juga bisa langsung kenalan dengan agen perjalanannya.

Sekali lagi kata dan. Inilah saatnya kembali bekerja, penuh semangat. Setelah membuang penat dengan bermain di alam terbuka, sunrise terbaik di Gunung Bromo. (har)

Visited 18 times, 1 visit(s) today

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page