SURABAYA (KS) – Asyik main basket di Taman Kunang-kunang, sekelompok alumni SMA di kawasan Rungkut, terkejut aksi gerombolan juru parkir (jukir) masih anak remaja yang menarik retribusi parkir saat hendak pulang, Jumat petang (6/6/2025).
Menurut salah seorang alumni, DR, ia bersama lima temannya main basket sekitar jam 15.15 WIB. Saat tiba di lokasi tidak terlihat adanya jukir anak remaja itu.
Saat pulang menjelang Magrib, muncul tiba-tiba sejumlah anak remaja lantas menghalau, dan mengarahkan jalan keluar. Ternyata ujungnya menarik parkir.
DR dan teman-temannya tidak merasa keberatan adanya retribusi parkir. Tetapi kurang nyaman, karena sejak datang tidak ada jukir yang jaga.
“Kesannya kayak malak, atau pungli. Apalagi karcis kadaluarsa, tertulis tahun 2024,” terangnya sepulang dari Komplek Rusun Penjaringansari.
Tidak tahu, apakah di Taman Kunang-kunang memang ada retribusi parkir. “Anak-anak yang narik tadi ngomong disuruh orang, dan baru buka. Kita kecewa, karena nggak ada yang jaga, kok pas pulang, tiba-tiba muncul dan minta bayar parkir,” gerutunya.
Tetapi, karena tidak ingin ribut, salah seorang temannya, inisiatif membayar tiga motor. “Tapi kok rasanya mengganjal ya. Harapannya kalau memang ada parkir, ya tolong jaga, nggak tiba-tiba muncul,” tukasnya.
Kendati demikian apakah benar, anak-anak di bawah umur kerja menarik parkir? Lantas jika terjadi kerusakan atau kehilangan bagaimana?
Menanggapi keluhan alumni pelajar SMA itu, awak media, mencoba konfirmasi pengelola rusun soal karcis kadaluarsa. Namun kabarnya, rusun tidak mengelola Taman Kunang-kunang. (red)
