Klik9Nine

Khazanah Khatulistiwa

BERITA JATIM SOSIAL

Hari Kusta Sedunia 2024, Dinkes Kota Batu: Bukan Kutukan

Hari Kusta Sedunia
HARI KUSTA SEDUNIA: Kabid P2P dan PB Dinkes Kota Batu, dr Suzana Indahwati. (Dok. Istimewa)

KOTA BATU (Klik9.com) – Peringatan World Leprosy atau Hari Kusta Sedunia setiap hari Minggu terakhir bulan Januari. Di 2024 ini bertepatan pada 28 Januari.

Kusta sendiri merupakan golongan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi dan saluran pernapasan. Namun umumnya tertangani dan jarang menyebabkan kematian.

Tetapi berisiko menyebabkan cacat. Hal ini membuat pasien penyakit kusta berisiko mengalami diskriminasi yang dapat berdampak pada kondisi psikologisnya.

Sebagai penyakit kelompok neglected disease (penyakit terabaikan), kusta perlu mendapatkan perhatian khusus.

Karenanya peringatan Hari Kusta Sedunia bertujuan untuk menciptakan kesadaran terhadap stigma yang melekat pada penyakit ini. 

Yakni menyadarkan bahwa kusta adalah penyakit yang sebarannya oleh sejenis bakteri dan dapat sembuhkan. Jadi bukan karena kutukan, guna-guna, makanan atau penyakit keturunan. Seperti yang masih banyak timbul anggapan di masyarakat.

Selanjutnya Hari Kusta Sedunia 2024 ini mengusung tema “Beat Leprosy” atau “Kalahkan Kusta”. Pemilihan tema ini dengan dua tujuan, yaitu menghapuskan stigma yang melekat pada kusta dan meningkatkan martabat orang yang terkena penyakit tersebut.

Baca Juga  Disinyalir Lingkaran Mafia Peradilan, Ahli Waris Sebut Wabup Blitar Terlibat Dugaan Kasus Jual Beli Tanah

Tema tersebut berfungsi sebagai pengingat perlunya mengatasi aspek sosial dan psikologis kusta, di samping upaya medis untuk menghilangkan penyakit tersebut.

Tema itu menyerukan kepada dunia agar kusta tidak lagi menjadi sumber stigma. Melainkan sebuah kesempatan untuk menunjukkan belas kasih dan rasa hormat kepada semua individu.

Meskipun Kota Batu bukan daerah endemis kusta, tetapi setiap tahun masih menemukan 1-3 orang penderita kusta baru.

Angka kunjungan yang tinggi serta pengiriman produk pertanian keluar Kota Batu (baca: interaksi penduduk dengan warga berbagai daerah) menjadi potensi munculnya penyakit ini. Kusta merupakan penyakit menular yang tidak mudah menular. 

Kendati demikian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu tetap berusaha melakukan upaya deteksi ini. Yakni melalui kerjasama penemuan kasus dengan dokter spesialis kulit di semua rumah sakit. Serta pemberian edukasi cardinal sign kusta (bercak kulit mati rasa, penebalan saraf sertai gangguan fungsi serta hasil pemeriksaan skin smear positif) kepada masyarakat. 

Baca Juga  Tagih Janji Eri Cahyadi, Paguyuban Warkop Surabaya Gelar Aksi Berjualan Massal Di Balai Kota

Saat ini puskesmas di Kota Batu mampu melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mendiagnosa kusta dengan pendampingan dinas kesehatan. Pengobatan kusta gratis di seluruh puskesmas.

Kabid P2P dan PB Dinkes Kota Batu, dr Suzana Indahwati mengatakan bahwa penyebab kusta adalah kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. 

Kusta yang merupakan penyakit menular, menahun terbagi menjadi dua jenis. Yaitu kusta kering (PB: pausi basiler/kuman sedikit) dan kusta basah (MB: multi basiler/kuman banyak).

“Kusta bukan peyakit karena kutukan, makanan maupun keturunan. Penularan kusta dapat terjadi karena penderita yang tidak obati kepada orang lain yang kontak lama. Biasanya pada orang yang tinggal serumah atau tetangga dekat melalui pernapasan (udara),” jelasnya.

Dan tidak semua orang serta merta tertular kusta begitu kontak dengan penderita. Tetapi secara statistik hanya 5% saja yang akan tertular.

Baca Juga  Dispendik Surabaya Siapkan 20.000 Seragam Baru untuk Siswa Gamis Tahun Ajaran 2023/2024

Sebagai ilustrasi, dari 100 orang yang terpajan, 95% di antaranya tetap sehat, 3% tertular dan sembuh sendiri tanpa obat. Sedangkan 2% lainnya menjadi sakit dan perlu pengobatan.

“Penularan dari penderita kusta yang tidak obati kepada orang lain yang kontak lama (tinggal serumah atau tetangga dekat) melalui pernapasan. Karena itu penyakit kusta dapat katakan penyakit menular yang sulit menular,” terangnya.

Dokter Suzana menambahkan bahwa pemeriksaan fungsi saraf tiap bulan sebagai upaya mencegah kecacatan. (*/red)

Data Kasus Kusta di Kota Batu:

Tipe PB 2023 kasus baru 1 orang dalam pengobatan bulan kelima

Tipe MB:

  • 2020 kasus baru 2 orang (RFT 1)
  • 2021 kasus baru 3 orang (RFT 1 meninggal 2)
  • 2022 kasus baru 3 orang (RFT 1 meninggal 2)
  • 2023 kasus baru 1 orang (dalam pengobatan bulan keenam)
Visited 8 times, 1 visit(s) today

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page