Klik9com – Senin sore (21/6/2021) kemarin benar-benar menjadi harinya Muhammad Kahfirossi Satria Hantaliandy. Pasalnya, de Rossi, sapaan lekatnya bermain top performa di dua kelompok umur, yakni Unika Bledug Ijo U-13 sebagai bek tengah, lalu U-15 menjadi penyerang kanan dijamu Pahlawan United di Lapangan Desa Bangah, Gedangan, Sidoarjo.
Saat memperkuat U-13, de Rossi hanya bermain sekitar 15 menit, karena harus digantikan pemain baru, kelahiran 2009. Sedangkan ia sifatnya diperbantukan, mengingat tuan rumah juga menurunkan sejumlah pemain kelahiran 2006, sebut saja pemain asal Rungkut, Suliwa.
Sepeninggal de Rossi, gawang tamu langsung kebobolan satu gol, hasil kerja sama apik, Suliwa yang mampu diselesaikan oleh pemain kelahiran 2007 asal Lamasia FC, Ataya. Namun, keunggulan itu bersifat sementara, karena Unika berhasil membalikkan kedudukan akhir, 4-1.
Lanjut ke tim U-15, kali ini, tuan rumah menurunkan skuat terbaik hasil seleksi yang bakal diterjunkan di Liga Top Skor zona Madiun. Lain halnya tamu, Unika tidak dihadiri sedikitnya delapan pemain pilar. Terpaksa menurunkan, bahkan para pemain yang baru bergabung.
Kekhawatiran itu terbukti. Sepanjang babak pertama, Unika dipaksa bertahan total oleh Pahlawan United. Lapangan tengah benar-benar dikuasai tuan rumah. Sehingga, berkali-kali para pemain depan tim tamu turun membantu pertahanan, tak terkecuali de Rossi yang menempati penyerang kanan juga ikut turun.
De Rossi sendiri dimajukan posisinya ke depan karena posisi bek kanan diisi oleh Ramadhan Elvido Putra. Sebab, pemain semasa kecilnya ditempa di SSB Rungkut FC itu, diharapkan bisa mengeluarkan umpan-umpan lambung terbaiknya ke mulut gawang.
Terlalu sering turun ke posisi bek kanan, de Rossi menit 25 diminta pelatih hanya boleh turun setengah lapangan saja. Hasilnya berbuah petaka bagi Unika.
Lengah fokus pada bola, Elvido yang terlanjur masuk ke tengah, tak melihat lawan yang muncul di area kerjanya. Saat ia mencoba mengejar, bola sudah didorong ke tengah yang melompong, sehingga mudah saja bagi tuan rumah mengkonversi menjadi gol menit 28, Unika tertinggal 0-1 hingga turun minum.
Tak ingin malu, dengan sisa-sisa kekuatan, Unika mencoba bangkit dengan melakukan tekanan sejak menit awal babak kedua. Luar biasa, tampak tuan rumah mulai kehabisan tenaga dan mulai kacau.
Akhirnya, tanda-tanda Unika mulai menemukan bentuk permainan mulai hadir menit ke-32. Lewat umpan silang yang dilepaskan Farel Adhi dari kiri ke mulut gawang gagal disambar sundulan Rizky, namun bola liar berhasil dikuasai de Rossi yang muncul dari kanan, dengan sedikit kontrol, bola berhasil ditendang ke pojok palang dua, dan gol, 1-1.
Tentu saja, gol penting tersebut mampu melecut semangat bertanding anak-anak Unika, ganti mendikte permainan. Tetapi sayang, babak kedua hanya berlangsung 14 menit setelah Adzan Maghrib berkumandang di angkasa, sehingga pertandingan terpaksa dihentikan saat skor imbang.
Dalam pertandingan ini, de Rossi juga berhasil menyajikan dua kali sepak pojok yang sempurna. Sayang, rekan-rekannya di mulut gawang kurang punya keberanian melakukan sundulan. “Bola-bola pojok tadi, andai ada Adittya Surya Saputra, pasti gol,” kata de Rossi usai pertandingan.
“Untuk anak-anak tim Unika usia 15 tahun, tidak adalagi seleksi. Ini yang akan kita terjunkan di sejumlah kompetisi. Sedangkan yang usia 13 tahun masih butuh tambahan pemain,” tukas Pelatih Unika Oetoyo sembari mengungkapkan jadwal latihan Kamis (24/6) besok latihan di Jenggala, Gedangan, Sidoarjo. (har)
