
Kadisparta Kota Batu Arief As Siddiq (tengah) Menyaksikan Jalannya Perlombaan Layang-layang. (BM/HARUN)
BATU (BM) – Dalam rangka kampanye wisata di era kenormalan baru sekaligus memperingati HUT Ke-19 Kota Wisata Batu, Pemkot Batu melalui Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu menggelar festival layang-layang tingkat nasional di Lapangan Sendratari, Sisir, Kota Batu, Minggu (8/11/2020) pagi.
Sedikitnya 94 peserta lomba layang-layang hias pertama yang berjuang menjadi yang terbaik. Mereka berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, dan Jawa Timur, yakni Malang, Ponorogo, Pasuruan, Gresik, Tuban dan Kota Batu.
Menurut Kadisparta Arief As Siddiq mengatakan bahwa dari 94 peserta, 41 diantaranya berukuran jumbo, atau besar. Namun belum tentu yang berukuran besar itu bisa melayani yang berukuran medium bisa dengan mudah dikalahkan, yang dapat menunjukkan penilaian.
“Untuk hasil kami serahkan sesuai dengan tim juri. Yakni, ketahanan melayang di udara selama 10 menit, juga nilai artistik layang-layang dengan tema wisata berupa bunga, hewan maupun alam,” terang Arief.
Masih Arief, kunjungan layang-layang tidak jatuh, maka akan dapat poin penuh. “Tapi kalau jatuhnya karena faktor cuaca, arah angin tak diatur maka ada pesanan yang ditentukan,” timpalnya.
Disaksikan oleh Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan Wawali Punjul Santoso, Arief mengaku senang, karena antusias peserta dan masyarakat luar biasa.
“Ini masa pandemi tapi antusiasme masyarakat dan pecinta layang-layang luar biasa. Makanya ini juga sebuah ikon baru di Kota Batu. Harapannya, bisa menjadi kesinambungan, tahun depan akan kita tingkatkan fasilitas, sehingga kontestan akan lebih banyak lagi,” terangnya.
Sementara itu, salah satu peserta asal Kota Batu Sandi mengaku bersyukur bisa ikut ajang nasional ini.
“Alhamdulillah antusias peserta dan masyarakat luar biasa. Harapan saya tahun depan komunitas layang-layang di Kota Batu bisa bangkit,” ujarnya.
Menurut Sandi, lawan-lawannya sangat berat, sebab rata-rata menerbangkan layang-layang model kereta seperti kereta gerbong yang berjejeran, selain itu berukuran raksasa.
“Kayaknya kita cukup mewakili Kota Batu ya. Sebab lawan dari luar daerah berat-berat. Jadi untuk saat ini tidak ada target juara. Tapi ini akan jadi motivasi kami, ini bagus bagi semangat kami,” imbuhnya.
Selain itu, Sandi mengaku tidak mengalami kesulitan dalam membuat model layang-layang. Hanya saja, saat melayang di udara cukup sulit. Karena di Sendratari angin bisa berubah arah.
“Kami menyarankan tahun depan yang bisa dimainkan di Jalibar. Namun selebihnya, kami ucapkan terima kasih kepada Pemkot Batu. Ini ajang luar biasa,” pungkasnya. (adv/run)
69 Views