[Iklan : RAJA SNACK & DAPUR CINTA]

Hanya 14 Pulang Kandang, Merpati Pos Senilai Rp7 Juta Hilang dari Ajang Unika SGM Drag Race 2021 Ancol Jakarta

HILANG: Joko Saiful (kiri) bersama Tatag Triwibowo menunjukkan si Jojo, merpati pos juara 2 di Bandung sebelum tampil pada ajang Unika SGM Drag Race 2021 Jakarta, Kamis (11/11) siang. (KLIK9/HARUN)

KLIK9.COM – Sebanyak 14 dari 234 merpati pos dinyatakan clock atau pulang kandang sesuai batas penutupan jam pelaporan yang telah ditentukan oleh panitia Unika SGM Drag Race 2021 Jakarta di masing-masing kabupaten/kota se Jawa Timur.

Batas jam itu mengikuti jarak letak 19 kabupaten/kota yang ikut race (lomba, red), misalnya di Sidoarjo, Minggu (14/11/2021) jam 15.41 WIB, Surabaya 15.49 WIB, sedangkan di kandang paling belakang, Probolinggo, batas clock, Senin (15/11) jam 07.00 WIB.

Kemudian hingga H+6, Jumat (19/11/2021), dilaporkan panitia ada 10 merpati pos yang tiba di kandang masing-masing. Namun, tidak dinyatakan clock karena di luar batas waktu race.

Diketahui, Kamis (11/11) malam telah dilakukan basketing atau registrasi faktual seluruh merpati pos yang telah didaftarkan secara online di titik kumpul (inkorv) di lahan kosong milik PT Surabaya Lingkar Mas sekitaran jalan keluar masuk TOL Masjid Al Akbar Surabaya.

Baca Juga  Puncak HJKS ke-729, Unika Pelopori Lomba Mancing Preman Pensiun di Kalimas 

Merpati-merpati pos yang berasal dari 168 kandang tersebut lantas diangkut ke Jakarta, Jumat (12/11) dinihari lewat TOL menggunakan mobil bak terbuka yang dilengkapi kandang portabel.

Keesokan harinya, pada hari H, tepat pukul 06.00 WIB, Sabtu (13/11) usai diberikan makanan, seluruhnya digabur (dilepas) bareng di Ancol Raya, Kec Pademangan, Jakarta Utara, DKI Jakarta.

Pada hari H itu, hitungan waktu race telah dimulai otomatis melalui aplikasi SGM Smart pukul 06.00-18.00. Di luar waktu ini, tidak masuk hitungan waktu terbang merpati. Karena saat matahari terbenam, merpati mencari tempat tinggi untuk beristirahat, baru pagi esoknya mencari minum dan terbang kembali.

Durasi berikutnya kembali muncul dalam aplikasi di hari H+1, yakni Minggu mulai pukul 05.30 hingga batas clock yang ditetapkan panitia di masing-masing kabupaten/kota.

Baca Juga  Wali Kota Eri Cahyadi Kenalkan Wisata Surabaya ke Peserta Bromo KOM Challange 2022 dengan Bersepeda

Hasilnya, juara 1 diraih oleh merpati jantan milik Robert asal tim MGR Loft Margorejo, Surabaya. Tiba di kandang, Minggu jam 08 lewat 28 menit 26 detik. Menempuh jarak di udara sejauh 663.40 kilometer, dengan waktu terbang 15 jam 3 menit 25 detik, rata-rata kecepatan terbang 734.32 meter/menit (44 km/jam).

Untuk juara 2 diraih merpati betina tim Rif Loft asal Pasuruan. Disusul juara 3 merpati jantan tim Rian Loft asal Probolinggo. Juara 1 berhak atas hadiah satu unit sepeda motor. Juara 2 yang tunai Rp3 juta, dan juara 3 yang tunai Rp2 juta.

“Kecepatan terbang merpati untuk sampai ke kadang Ring Jatim dari Jakarta, sesuai standar panitia 500 mpm (30 km/jam) itu bisa clock. Nah ke-14 merpati yang tiba itu kecepatan terbangnya di atas rata-rata panitia, seperti juara 1 yang 734.32 mpm,” terang Joko Saiful, panitia.

Baca Juga  Kapal Pesiar MV Aidabella Sandar Pelabuhan Tanjung Perak

Pria ramah ini mengaku, kalau dua merpati pos yang dia ikutkan belum pulang kandang hingga berita ini ditayangkan termasuk si Jojo yang baru saja juara 2 di Bandung, merpati pos senilai Rp7 juta milik Direktur Auto Unika Mekanik Tatag Triwibowo juga belum pulang kandang.

“Milik saya dan Pak Tatag belum pulang. Ini sudah biasa, risiko race kehilangan merpati sudah biasa bagi peserta,” katanya tenang.

Sebagai informasi tambahan, sebelum race Jakarta itu, para peserta telah menjalani sesi latihan resmi, training time, yakni pelepasan di Bojonegoro 85 km (16 Oktober), Blora 150 km (23 Oktober) dan terakhir Demak 240 km (30 Oktober).

“Untuk jarak kilometer titik pelepasan ke titik kandang dilakukan pakai garmin mengukur titik koordinat udara, sehingga akurasinya tepat. Kalau jalur darat berkelok-kelok bisa lebih jauh. Kelebihan merpati pos bisa terbang 6 jam menempuh ratusan kilometer,” tukas pemilik kandang Zombie Loft, Grabagan, Tulangan, Sidoarjo ini. (haruneffendy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Nanya?