Sel. Apr 16th, 2024

Auto Unika Mekanik Dukung Ajang Kontes Merpati Kupu-kupu Nusantara di Sidoarjo

TAKE-OFF: Merpati Kupu-kupu milik Alfinurudin mulai membentuk formasi kawanan saat baru tinggal landas terus mengangkasa, Minggu (30/5) di Dusun Karangnongko, Karangpuri, Wonoayu, Sidoarjo. (K9/HARUN)

SIDOARJO, Klik9.Com – Komunitas Merpati Kupu-kupu Nusantara menggelar putaran ketujuh “Kontes Terbang Merpati Kupu-kupu Nusantara 2021”, Minggu (30/5) sore di RT5/RW4, Dusun Karangnongko, Karangpuri, Wonoayu, Sidoarjo.

Lokasi kontes merupakan kediaman Alfinurudin, salah satu peserta yang mendapat giliran penilaian juri dengan nomor undian tujuh, dari total 40 peserta asal Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sehingga, perlombaan menyisakan 33 putaran lagi.

Merpati kupu-kupu saat keluar dari pagupon (kandang) untuk tinggal landas terbang ke angkasa.

Dalam melakukan penilaian, tim juri yang terdiri dari tiga orang yang ditunjuk secara bergantian, melakukan penjurian dengan cara mendatangi rumah peserta setiap pekannya, sesuai urutan saat undian.

Baca Juga  Diduga Praktik Perjudian, Petugas Gabungan Bakar Puluhan Pagupon di Lahan Kosong

Beberapa poin penilaian dilakukan secara cermat dan teliti untuk meminimalisir protes peserta saat pengumuman pemenang. Karena kontes dilakukan selama empat bulan, itupun tergantung jumlah peserta dan cuaca.

Merpati cito, atau kupu-kupu secara berkelompok terus bergerak melingkar ke atas hingga menembus awan.

Menurut Ketua Komunitas Mochamat Zaini menjelaskan beberapa poin utama penjurian, di antaranya, mulai take-off (terbang), sudah ada penilaian. “Saat mulai terbang, merpati kupu-kupu ekornya mekar setengah lingkaran itu dapat nilai tinggi. Kemudian daya jelajah, kalau membentuk lingkaran kecil, bergerak cepat (vertikal,red) ke atas itu poinnya juga tinggi,” terangnya.

Lalu, untuk setiap kelompok atau kawanan minimal 10 merpati, kemudian saat di udara, dianggap sah penilaian, kalau kawanan ini menyisakan minimal setengahnya, yakni 5 merpati. Oleh karena itu, rata-rata peserta menerbangkan lebih dari 10 ekor, untuk meminimalisir diskualifikasi.

Dari delapan juri, ditunjuk tiga juri untuk penilaian peserta setiap pekannya.

“Makanya ada peserta yang menerbangkan 50 ekor merpati, agar kalau terjadi nilai yang sama, maka pemenang adalah kawanan merpati terbanyak,” ujar Zaini, sapaan lekatnya.

Baca Juga  Dikenal Bisa Berkirim Surat, Merpati Pos Punya Kandang Lebih Besar dari Kamar Indekos

Untuk menjadi peserta, Zaini mematok biaya pendaftaran, dalam kota (Sidoarjo) sebesar Rp100 ribu, luar kota Rp200 ribu, dan luar provinsi Rp300 ribu. “Makanya, even ini butuh andil pemerintah. Terutama akomodasi panitia saat melakukan penjurian ke rumah masing-masing peserta,” ungkapnya.

Warga sekitar berduyun-duyun turut menyaksikan kontes merpati kupu-kupu sembari menikmati jamuan tuan rumah.

Lebih lanjut, Zaini mencontohkan, apabila juri harus menilai ke luar kota, Jember misalnya, itu butuh biaya transportasi. “Alhamdulillah, selama ini dibantu oleh Auto Unika Mekanik milik Pak Tatag Triwibowo,” tutur Zaini.

Baca Juga  Wisma Indah RT 3 RW 7 Optimis Melenggang Top 150 Besar Surabaya Smart City

Sementara itu, Alfinurudin mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kontes merpati kupu-kupu, yang dulu disebut sebagai merpati cito khas dengan jambulnya.

“Saya puas kalau merpati saya itu hilang, atau istilah penilaiannya itu nitik, dimana saya terbang ke angkasa menembus awan dan hilang dari pandangan,” katanya.

Namun, dia juga sedih kalau memang hilang di udara. “Karena terbang tinggi, merpati hilang bisa disapu angin. Meski kebanyakan juga kembali pulang, biasanya paling cepat tiga hari setelah lomba,” tukasnya.

Alfin menerangkan, kalau ini tahun keduanya ikut kontes, dan dia menerbangkan 15 merpati. “Tahun lalu merpati saya gagal dapat juara karena kurang latihan akibat kesibukan saya juga sebagai juri, tapi tahun ini saya percaya dengan merpati kupu-kupu saya,” timpalnya.

Terpisah, turut menyaksikan penilaian, Direktur Unika Tatag Triwibowo menyebutkan bahwa merpati kupu-kupu ini bisa mengudara selama 2 jam. “Tradisi ini turun-temurun, penting bagi semua pihak untuk turut melestarikan,” tambahnya. (ads/har)

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *