SIDOARJO, Klik9.Com – Komunitas Merpati Kupu-kupu Nusantara menggelar putaran ketujuh “Kontes Terbang Merpati Kupu-kupu Nusantara 2021”, Minggu (30/5) sore di RT5/RW4, Dusun Karangnongko, Karangpuri, Wonoayu, Sidoarjo.
Lokasi kontes merupakan kediaman Alfinurudin, salah satu peserta yang mendapat giliran penilaian juri dengan nomor undian tujuh, dari total 40 peserta asal Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sehingga, perlombaan menyisakan 33 putaran lagi.
Dalam melakukan penilaian, tim juri yang terdiri dari tiga orang yang ditunjuk secara bergantian, melakukan penjurian dengan cara mendatangi rumah peserta setiap pekannya, sesuai urutan saat undian.
Beberapa poin penilaian dilakukan secara cermat dan teliti untuk meminimalisir protes peserta saat pengumuman pemenang. Karena kontes dilakukan selama empat bulan, itupun tergantung jumlah peserta dan cuaca.
Menurut Ketua Komunitas Mochamat Zaini menjelaskan beberapa poin utama penjurian, di antaranya, mulai take-off (terbang), sudah ada penilaian. “Saat mulai terbang, merpati kupu-kupu ekornya mekar setengah lingkaran itu dapat nilai tinggi. Kemudian daya jelajah, kalau membentuk lingkaran kecil, bergerak cepat (vertikal,red) ke atas itu poinnya juga tinggi,” terangnya.
Lalu, untuk setiap kelompok atau kawanan minimal 10 merpati, kemudian saat di udara, dianggap sah penilaian, kalau kawanan ini menyisakan minimal setengahnya, yakni 5 merpati. Oleh karena itu, rata-rata peserta menerbangkan lebih dari 10 ekor, untuk meminimalisir diskualifikasi.
“Makanya ada peserta yang menerbangkan 50 ekor merpati, agar kalau terjadi nilai yang sama, maka pemenang adalah kawanan merpati terbanyak,” ujar Zaini, sapaan lekatnya.
Untuk menjadi peserta, Zaini mematok biaya pendaftaran, dalam kota (Sidoarjo) sebesar Rp100 ribu, luar kota Rp200 ribu, dan luar provinsi Rp300 ribu. “Makanya, even ini butuh andil pemerintah. Terutama akomodasi panitia saat melakukan penjurian ke rumah masing-masing peserta,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Zaini mencontohkan, apabila juri harus menilai ke luar kota, Jember misalnya, itu butuh biaya transportasi. “Alhamdulillah, selama ini dibantu oleh Auto Unika Mekanik milik Pak Tatag Triwibowo,” tutur Zaini.
Sementara itu, Alfinurudin mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kontes merpati kupu-kupu, yang dulu disebut sebagai merpati cito khas dengan jambulnya.
“Saya puas kalau merpati saya itu hilang, atau istilah penilaiannya itu nitik, dimana saya terbang ke angkasa menembus awan dan hilang dari pandangan,” katanya.
Namun, dia juga sedih kalau memang hilang di udara. “Karena terbang tinggi, merpati hilang bisa disapu angin. Meski kebanyakan juga kembali pulang, biasanya paling cepat tiga hari setelah lomba,” tukasnya.
Alfin menerangkan, kalau ini tahun keduanya ikut kontes, dan dia menerbangkan 15 merpati. “Tahun lalu merpati saya gagal dapat juara karena kurang latihan akibat kesibukan saya juga sebagai juri, tapi tahun ini saya percaya dengan merpati kupu-kupu saya,” timpalnya.
Terpisah, turut menyaksikan penilaian, Direktur Unika Tatag Triwibowo menyebutkan bahwa merpati kupu-kupu ini bisa mengudara selama 2 jam. “Tradisi ini turun-temurun, penting bagi semua pihak untuk turut melestarikan,” tambahnya. (ads/har)