[Iklan : RAJA SNACK & DAPUR CINTA]

Uji Kualitas Air Kalimas, SMAN 21 Raih Medali Emas Ajang Riset Internasional AISEEF

KARYA ILMIAH: Anggota Tim Relili SMAN 21 Mawla Indra Prameswari (keempat Dari Kiri) Bersama Rekan-rekannya, Sabtu (5/2/2022) Saat Menjuarai AISEEF Di Undip Semarang. (KS/ISTIMEWA)

Klik9.com – Tim Riset Lingkungan Hidup dan Literasi (Relili) SMA Negeri 21 Surabaya berhasil menyabet satu medali emas dan dua medali perak pada kompetisi sains internasional Asean Innovative Science, Evironmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) yang berlangsung 2-5 Februari 2022 lalu di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Pada ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Indonesia Youngs Scientist Association (IYSA) bersama Fakultas Teknik (FT) Undip tersebut, SMAN 21 menurunkan tiga tim, yakni dua tim di kategori lingkungan, dan satu tim di kategori inovasi sains.

Untuk kategori lingkungan, satu tim sukses meraih medali emas, terdiri dari lima siswi, yaitu Mawla Indra Prameswari, Nashira Laksista Jasmijn, Shabrina Meidita Putri Aulia, Anindya Gita Fakhrana Nugraheni, dan Arika Rahmania. Sedang satu tim lainnya, serta satu tim kategori inovasi sains mendapat medali perak.

Baca Juga  TPQ Syekh Maulana Hapus Tradisi Kolonial pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Mekanisme perlombaan dilakukan dengan cara menyeleksi abstrak, jurnal, video saat babak penyisihan. Dilanjutkan kompetisi presentasi secara hibrid, yakni daring dan luring di depan juri internasional.

Untuk Tim Relili peraih medali emas sekolah asal Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi semasa SMA ini, menggondol gelar juara lewat karya ilmiah yang berjudul Water Inquiry Using Macroinvertebrates as the Water Quality Indicator in Kalimas River Surabaya.

Menurut guru pembimbing Budi Santoso MPd CHt mengatakan, Tim Relili peraih medali emas, melakukan penelitian dengan mengukur kualitas air sungai Kalimas dengan indikator makroinvertebrata.

“Kali keterbaruanya telah menyempurnakan indikator dengan menambah tiga makroinvertebrata sebagai indikator pengukur kualitas air. Hasilnya kualitas air sungai Kalimas kategori cukup baik,” terang Budi Santoso, Rabu (9/2) malam melalui Pesan Singkat.

Baca Juga  Academy MIFA Runner Up Jakarta World Cup U-13 2021

Terpisah, salah satu peserta Mawla Indra Prameswari menjabarkan penelitiannya disebut bioassesment sederhana, yaitu teknik mengecek kualitas air tawar menggunakan bantuan hewan makroinvertebrata bentik. 

“Itu hewan yang tinggal di dasar lumpur. Nah kita pakai karena hewan ini punya tingkat sensitivitas terhadap polutan yang ada di air,” kata Amesh, sapaan Mawla Indra Prameswari.

Jadi metodenya, sambung Amesh, pihaknya mencari hewan-hewan makro yang ada di Kalimas, lalu ditentukan poin FBI-nya, atau niilai rata-rata jumlah total skor dibagi jumlah hewan yang ditemukan, kemudian disamakan dengan nilai tabel skor tingkat kebersihan. 

“Kebetulan waktu penelitian kualitas airnya ada di angka bersih karena nilai FBI-nya dan ditemukannya hewan makro bernilai sensitivitas tinggi,” timpalnya.

Selain itu, masih Amesh, timnya juga melakukan kombinasi dua parameter lainnya, seperti parameter fisika (kekeruhan,suhu) dan parameter kimia (cod,nitrit,ammonia,ammonium,pH). 

“Dari kombinasi tiga parameter itu bisa disimpulkan, keadaan sungai Kalimas di Surabaya itu bersih dan cukup baik untuk dijadikan rekreasi, tempat tinggal hewan, tetapi tidak bisa untuk kebutuhan (konsumsi) warga sehari-hari, karena kandungan nitritnya 0,5 mg/L dari angka maksimum 1 mg/L,” tukas Amesh.

Baca Juga  Sayembara Desain THR TRS, Wali Kota Eri Target Akhir Juli 2024

Perlu diketahui, AISEEF merupakan kompetisi bergengsi ilmiah internasional, meliputi bidang sains, lingkungan dan inovasi kewirausahaan, yang diperuntukkan bagi peneliti-peneliti muda tingkat pelajar, khususnya di wilayah Asia Tenggara. 

Sementara itu, medali perak diraih siswa kelas XI, di antaranya Farah Diba Azzahra, Annisa Kusuma Rahmawati, Jihan Nur Azizah, Yon Desita Eunike T. S dan Achmad Dhani, mengusung judul 3 in 1 Air Freshener Made from Sansevieria Trifasciata, Cymbopogon Nardus L., and Citrus Aurantiifolia Extract.

Itu semacam air freshner dari ekstrak lidah mertua, kulit lemon dan serai untuk menjadi pengharum ruangan, pengatur kualitas udara serta pengusir nyamuk.

Berikutnya, kategori inovasi sains, yang mengangkat temuan teknologi tongkat bagi penyandang tunanetra, yakni Syiva Safana Nabilla, Fransiska Elsa Dina Mareta, Nastiti Kusdyah Setyowati, Raniah Maritza dan Vania Putri Paramitha. (har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Nanya?