SURABAYA, Klik9dotCom – Terjun bebas nilai anggaran yang dikucurkan Pemprov Jatim hingga Rp169 miliar, membuat KONI Jawa Timur harus menghitung ulang rancangan anggaran. Pasalnya, semula KONI Jatim menganggarkan Rp425 miliar.
Dibandingkan dengan provinsi kompetitor yang akan bertanding pada PON XX Papua mendatang, Jatim diketahui paling rendah, yakni DKI Jakarta sebesar Rp325 miliar, dan Jabar Rp265 miliar.
Situasi tidak nyaman tersebut, dikhawatirkan tidak saja berimbas terhadap KONI Jatim, tetapi juga kepada atlet yang sedang melakukan persiapan latihan maupun try out.
Untuk menyiasati agar prestasi atlet Jatim tidak ikut terjun bebas, maka upaya lain pun dilakukan KONI Jatim, yakni dengan memberikan semangat, motivasi kepada pelatih dan atlet, supaya yakin dengan kemampuannya.
“Diberikan motivasi kepada anak-anak supaya yakin dengan kemampuannya,” ucap Ketua Harian KONI Jatim, M Nabil saat ditemui di Kantor KONI Jatim, Jln Kertajaya Indah, Surabaya, Jumat (7/5/2021) siang.
Hal itu, dilakukan mengingat sparing partner dikurangi, termasuk dengan atlet asing. Selain itu, pelatih asing juga dikurangi. “Kita pupuk keyakinan, bahwa pelatih lokal juga mempunyai kemampuan. Memotivasi anak-anak saja,” terangnya.
Nabil tidak mengetahui penyebab pasti turunnya nilai anggaran. “Ini silahkan ditanyakan langsung kepada yang memberikan, bisa Gubernur, bisa Sekdaprov,” katanya.
Sedangkan untuk mengetahui kemampuan lawan di PON nantinya, saat ini pihaknya menerapkan strategi monitoring prestasi atlet daerah lain. “Siasat mengukur lawan, melakukan monitor jarak jauh, prestasi mereka,” timpalnya.
Sementara itu, di KONI Jatim sendiri masih menerapkan Puslatda New Normal (PNN), tetap berjalan seperti biasanya. “Peningkatan latihan dengan mencari sparing partner lokal. Tes fisik jalan. Kalau tes prestasi, beberapa cabor melakukan pertandingan seperti kompetisi untuk mengukur nilai prestasinya,” paparnya.
Oleh sebab itu, KONI Jatim menerapkan libur tak terlalu lama, mulai tanggal 12-18 Mei. “Tetapi, tanggal 16 Mei sudah harus di Surabaya. Karena ini bukan libur mudik ya, tetapi libur Hari Raya Idul Fitri,” beber Nabil.
Dikhawatirkan, jika terlalu lama libur, itu dapat mengganggu performa atlet, sehingga butuh waktu lebih lama untuk recovery, padahal pelaksanaan PON semakin dekat. (har)