SIDOARJO, Klik9.com | Seseorang pernah berkata, perjalanan hidup yang indah adalah ketika kita mampu berbagi, bukan menikmatinya sendiri. Upaya menebarkan kebaikan terhadap sesama dapat diwujudkan dengan berbagai cara.
Social project merupakan salah satu program tahunan yang dilakukan oleh SMA Al Muslim. “Kegiatan ini rutin kami laksanakan setiap tahun untuk melatih kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitarnya” Ujar Mahmuda SAg MPd, Kepala SMA Al Muslim, Sabtu (6/3/2021).

Ia menambahkan jika dulu kegiatan social project ini dilaksanakan di desa-desa terpencil dan siswa-siswanya tinggal di desa tersebut selama kurang lebih 4-5 hari. Namun karena kondisi pandemi kegiatan project social ini dilaksanakan secara berkelompok dan di tempat yang berbeda-beda dengan konsep kepedulian yang berbeda-beda pula.
Kelompok 1 Social Project SMA Al Muslim Sidoarjo ingin sekali menebarkan kebaikan dengan membuka jendela dunia bagi anak-anak yang berada di pelosok desa, yang jarang sekali ditemui fasilitas baca. Hal ini didasari oleh kesadaran terkait budaya literasi di Indonesia yang masih rendah.
Berdasarkan data dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memperihatikan, yakni hanya 0,001% yang dapat diartikan dari 1000 orang di Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.
“Sungguh sangat miris sekali, hati kami semakin tergerak untuk melakukan kegiatan sosial ini, pada awalnya kami berniat untuk membuat perpustakaan mini di daerah Jabon, Sidoarjo.” Ujar Sya sya siswa Kelas XI IPA.
Dirinya juga menjelaskan berdasarkan informasi yang didapatkan, daerah tersebut memiliki satu fasilitas pendidikan formal. Dengan adanya ide tersebut, dia memberi nama sosial proyek “Pojok Ruang Baca”. Namun sayangnya ide tersebut masih belum terrealisasikan dikarenakan jumlah virus Corona di Indonesia yang semakin meningkat.
“Pada awalnya kami sangat sedih dan kehilangan harapan, namun menebarkan kebaikan memiliki banyak cara bukan?,” tanyanya.
Pada akhirnya kelompoknya menemukan suatu komunitas yang bernama “Buku Beramal”, komunitas Buku Beramal adalah wadah penyaluran buku yang ingin berbagi kepada komunitas yang membutuhkan. Komunitas Buku Beramal memiliki track record 8 komunitas di daerah Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Pasuruan, dan Gresik pada batch pertama.
“Dan kami memutuskan untuk bekerja sama dengan komunitas tersebut. Kami mempersiapkan proyek ini dengan sangat matang, dimulai dari konsep kegiatan, waktu pelaksanaan nantinya, sasaran kegiatan, sampai strategi penggalangan dana. Konsep kegiatan kami sangat sederhana namun pastinya bermakna, yaitu untuk memberikan sarana belajar bagi komunitas yang memerlukan beruba buku bacaan,” terangnya.
Lalu kelompoknya mulai membagikan poster donasi di media sosial masing-masing anggota, dan juga akun resmi kelompok secara rutin, dari 25 Januari – 21 Februari 2021.
“Alhamdulillah poster yang kami bagikan di sosial media memberikan antusias para donatur untuk membantu kami membuka jendela bagi anak-anak yang membutuhkan dengan berikut serta memberikan buku-bukunya yang masih layak. Dan pada kurun waktu yang sama, komunitas Buku Beramal mencari komunitas-komunitas yang membutuhkan. Tak disangka kami menerima buku yang melebihi dari target sebelumnya yang sudah ditetapkan. Kami mendapatkan 34 kardus buku dari para donatur dan kami serahkan kepada komunitas Buku Beramal di tanggal 28 Februari 2021. Buku-buku yang sudah terkumpul akan difilter oleh komunitas Buku Beramal dari tanggal 1 – 14 maret 2021. Dan akhirnya buku tersebut akan disalurkan kepada komunitas Cahaya Bunda, Sudut Baca Desa Kendal, Banturead, Rampok Ngaos, Ruang Peduli Kalimantan Barat, KP2L Mubar, Lotim (Lombok), Giat Buku Lampung, Lingkar Muda, Rakyat Muda Balikpapan, Lamongan Mengajar. Sumrise Bojonegoro, Kampung Inspirasi, dan Basagita Blitar dalam kurun waktu 15 – 27 Maret 2021,” paparnya.
Hal tersebut sangat di luar ekspektasi, tujuan membuka jendela dunia bagi anak-anak yang berada di pelosok Indonesia tercapai.
“Kami harap upaya yang kami berikan dapat meningkatkan budaya literasi di Indonesia, karena budaya literasi sendiri harus dimulai sejak dini, dengan adanya budaya literasi dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan juga menambah wawasan yang nantinya dapat mencetak generasi emas yang dapat memajukan negara Indonesia,” pungkasnya. (*)