KLIK9.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara bertahap mulai membuka tempat wisata. Salah satunya adalah Tempat Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, yang dibuka, Minggu (14/11/2021) dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.
Dalam kesempatan itu, awak media mencoba menyusuri geliat ekonomi di sekitaran jalan dari arah Taman Suroboyo Bulak ke arah THP Kenjeran, tepatnya di wisata batu-batuan.
Di lokasi tersebut, terpantau ramai pengunjung dan pedagang kaki lima dan asongan. Sesekali juga hadir pengamen jalanan mengisi hening ombak pantai.
Tanpa pikir panjang, sasaran pertama yakni duduk santai memandang lautan sembari menikmati kupang lontong, sebiji degan, es teh, kerupuk dan aneka sate.
“Harganya relatif terjangkau, untuk porsi kupang lontong lengkap sate kerang Rp20 ribu, degan sebiji Rp12 ribu, aneka sate isi 7 tusuk Rp10 ribu, kerupuk 4 bungkus Rp5 ribu dan es teh Rp3 ribu, serta parkir pinggir jalan Rp3 ribu,” kata Harun Effendy, jurnalis.
Sementara itu, Mawar Herawati, penjual kerupuk khas Kenjeran mengatakan, kalau pengunjung di tempat batu-batuan ini menurun karena wisata THP Kenjeran dibuka hari ini.
“Waktu pandemi malah ramai, karena wisata Kenjeran ditutup, semua berkumpul di sini. Kalau ramai omzet jualan Rp400 ribu,” ujar siswi kelas 12 SMK Tritunggal, Surabaya ini.
Masih di lokasi yang sama, salah satu pengunjung, Rizal mengaku senang dibukanya kembali destinasi wisata. “Senang sih tempat wisata sudah mulai dibuka. Penjual juga ramai. Semoga segera pulih ekonominya,” tutur warga Banyu Urip, Surabaya ini.
Dirasa cukup, Harun bergeser ke tempat pusat jualan ikan panggang. Di sini, wartawan cetak dan media daring ini merogoh kocek di dua tempat penjual ikan panggang sebesar Rp58 ribu.
“Ikan panggang di Kenjeran terkenal segar dan banyak pilihan. Ini saya beli kepala manyung, tengiri, tuna, kakap dan dorang buat oleh-oleh sudah dapat banyak,” terang Harun.
Rahayu, penjual ikan panggang menuturkan bahwa kalau ramai omzet penjualan Rp300 ribu. “Kalau ramai senang. Buka jam 8.00 – 21.00 setiap hari,” ucapnya.
Terpisah, penjual lainnya mengaku kalau omzet turun 50% meski wisata dibuka masih butuh waktu merangkak naik. (haruneffendy)