Klik9.com | Persebaya Surabaya tersingkir dengan cara yang menyakitkan pada Piala Menpora 2021, namun semua pihak sepakat kalau Arek-arek Suroboyo pulang dengan kepala tegak, akibat kontroversi kepemimpinan wasit, baik saat penyisihan grup maupun ketika perempat final melawan Persib Bandung.
Terlepas itu, banyak pihak terutama suporter Bonek sangat berharap para pemain muda Persebaya, yang telah menampilkan permainan menjanjikan bisa dipertahankan oleh manajemen, apalagi mereka adalah produk asli Kompetisi Internal Persebaya.
Salah satunya Akbar Firmansyah. Ya, Arek Genteng Bandar ini berhasil memainkan permainan yang ngeyel dan militan. Sebagai pemain muda, sekaligus debut senior, dia tak terlihat canggung kalau harus berduel dengan pemain-pemain lawan yang sudah punya nama besar.
Nah, berikut kilas cerita dua tahun silam, pada saat reporter media ini, Inayah mengunjungi kediaman Akbar Firmansyah, Selasa (20/2/2019) siang, yang baru saja merengkuh gelar Juara Piala Soeratin U-17 2019 di bawah arsitek Seger Soetrisno.
Kala itu, Persebaya U-17 menjadi juara, lewat dua gol yang disarangkan oleh Dicky Kurniawan Arifin menit 20, dan Akbar Firmansyah menit 32, ke gawang Persipan Pandeglang Banten pada babak final di Stadion Soeprijadi, Kota Blitar, Sabtu (9/2/2019) malam.
Kemenangan itu, menghapus dahaga gelar setelah menunggu 17 tahun lamanya di kompetisi usia muda tertua di Indonesia tersebut.
Kemenangan yang membawa kebahagiaan seluruh elemen masyarakat Kota Pahlawan, mulai Bonek, manajemen hingga Pemkot Surabaya dengan memberikan apresiasi berupa uang pembinaan sebesar Rp40 juta.
Menjadi salah satu pemain paling bersinar Piala Soeratin U-17 dengan koleksi golnya, Akbar, sapaan lekatnya, mengaku sangat bangga bisa menjadi juara. “Rasanya sangat bangga bisa mendapatkan Piala Soeratin U-17 dan bisa menjuarainya,” katanya.
Akbar mengakui, kalau tidak mudah berjuang di lapangan selama latihan dan bertanding, karena terkendala lapangan becek akibat guyuran hujan, sehingga permainan tidak berkembang saat final.
Empat bersaudara dari pasangan Bambang Soedarno dan Khoiriyah ini menuturkan, kalau lawan terberat selama kompetisi terjadi pada laga final. “Musuh paling susah di final, yakni Persipan Pandeglang Banten,” tuturnya.
Kala itu Akbar masih siswa kelas XI SMA Negeri 8 Surabaya. Dia menghadiahkan gelar Piala Soeratin U-17 kepada kedua orang tua, pelatih, tetangga dan warga Kota Surabaya termasuk Bonekmania.
Saat ditanya pemain favorit, Akbar menyebut nama Febri Hariyadi dari Persib Bandung dan Neymar Jr asal Brazil. “Kalau klub lokal tentu saja, Persebaya Surabaya,” ucap penggemar nasi goreng dan nasi padang ini.
Penampilan memikatnya di Piala Menpora, bukan saja telah mewujudkan impiannya bermain untuk Persebaya, tetapi juga menegaskan kalau dirinya layak dipertahankan Persebaya pada Liga-1 nantinya.
Tak hanya itu, soal keinginannya suatu hari nanti bisa membela Timnas Indonesia, bukan hal yang tidak mungkin, atau bahkan mungkin saja tinggal menghitung waktu jika melihat penampilannya di Piala Menpora.
Namun demikian, penyerang sayap fans Barcelona, Spanyol ini, tak ingin mengesampingkan pendidikan. Baginya, pendidikan adalah prioritas yang sejajar dengan karir sepak bola.
“Saya ingin kuliah sambil terus bermain di Persebaya Surabaya,” pungkas pemain binaan Kompetisi Internal Persebaya asal klub Indonesia Muda ini. (nay/han)