
KOTA MOJOKERTO (Klik9com) – Wali Kota Ika Puspitasari menutup kegiatan “Pelatihan Akuntansi Biaya Bagi Pelaku Usaha Jasa Kota Mojokerto tahun 2023”, Senin (13/11) siang 11.00 WIB di Sabha Mandala Madya Kota Mojokerto.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi UMKM dalam pengelolaan keuangan dan pembukuan. Harapannya UMKM mampu mengembangkan kompetensi dan bisa menghitung rugi/laba dari usahanya. Selain itu juga paham pembukuan dan laporan keuangan.
Pelatihan diikuti 50 warga masyarakat Kota Mojokerto. Mereka berasal dari pedagang di Skywalk, desainer dan penjahit. Serta warga yang mendaftar mandiri melalui link bitly.
Untuk pelaksanaan pelatihan pada Kamis – Jumat tanggal 9 dan 10 Nopember 2023. Mulai pukul 08.00 sampai dengan selesai.
Hadir sebagai narasumber Luciana Spica Almilia dari akademisi UHW Perbanas Surabaya.
Sesaat sebelum menutup acara, Ning Ita sapaan akrab Wali Kota Mojokerto mengungkapkan bahwa jumlah UMKM di kotanya itu 29.900 hampir 30 ribu yang sudah terdata nama dan tempat usahanya. Sedangkan untuk industri kecil mikronya sebanyak seribuan.
“Ini memang tidak bisa kita fasilitasi semuanya. Tapi kita upayakan bergantian siapa yang terfasilitasi tahun ini, berikutnya nanti siapa. Semua upaya pemkot ini dalam rangka bagaimana ekonomi di Kota Mojokerto terus tumbuh secara signifikan,” katanya.
Menurutnya, kalau pelaku usaha ilmunya lengkap, mumpuni, insyaallah tidak putus di tengah jalan. Tapi bisa naik kelas bahkan berkembang pesat. Itu harapan pemerintah.
“Kita bersyukur tahun 2023 ini dapat memfasilitasi para pedagang di Skywalk, desainer dan penjahit, juga beberapa yang mendaftar secara mandiri.”
“Nanti di 2024, kita kan sudah punya beberapa kreatif hub. Jadi kalau yang di Rejoto itu ada PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu) namanya. Kalau yang di Kedungsari itu ada namanya sentra IKM. Kita berharap dengan fasilitas itu, jumlah para pelaku usaha ini bisa bertambah khususnya anak-anak muda,” tuturnya.
Mungkin kalau di sini ada ibu-ibu. Sambung Ning Ita. Nah putra-putrinya yang sudah lulus sekolah. Jadi ke depannya tidak lagi bingung mencari kerja.
“Tapi kita fasilitasi dengan kreatif hub ini untuk mereka mendapatkan keterampilan supaya selanjutnya bisa seperti orang tuanya menjadi wirausaha.”
“Tahun ini kita sudah mendapatkan beberapa proyek strategis dari pemerintah pusat anggarannya. Khususnya membangun kreatif hub dalam rangka mendukung sektor pariwisata. Karena ke depan potensi Kota Mojokerto sebagai kota yang menghubungkan beberapa kota di Jawa Timur sebagai kota perlintasan, kita ingin Kota Mojokerto juga bisa berkembang di sektor pariwisatanya,” tandasnya.
Maka, masih Ning Ita, ekosistem pariwisatanya harus dibangun. Sektor-sektor yang menjadi pendukung pariwisata juga harus difasilitasi.
“Maka sejak sekarang kami bikinkan kreatif hub. Supaya anak-anak muda, generasi milenial dan generasi Z, juga tertarik menekuni berbagai hal yang berhubungan dengan sektor pariwisata,” paparnya.
Kreatif hub yang dibangun nantinya ada segmen kuliner, digital, kriya, batik dan berbagai produk turunannya. Nah dari empat ini, sangat mendukung dan potensial untuk berkembang di Kota Mojokerto. “Contohnya panjenengan ini, yang berdagang di Skywalk,” terangnya.
Ke depan, ia tidak ingin ada lagi, anak-anak muda yang bingung mencari pekerjaan. “Mentalnya anak muda jangan lagi mencari kerja, tapi bagaimana memiliki kompetensi. Karena sekarang jual ijazah saja itu, nggak laku.”
“Ijazah sarjana, tapi pas tes, tidak masuk. Banyak hal seperti itu. Maka saya ingin dengan kreatif hub itu, saya ingin anak-anak Mojokerto Raya, supaya ke depan memiliki kemampuan, kompetensi, keunggulan, kompetitif, itu tujuannya,” tegasnya.
Ia berharap kepada para peserta pelatihan khususnya tentang ilmu pembukuan, akuntansi, agar sedari dini, sejak usaha masih kecil itu paham. Sehingga usaha itu terus berkembang.
“Karena kalau tidak paham akuntansi, maka usaha itu cenderung gulung tikar di tengah jalan. Karena itung-itungannya nggak jelas, modalnya habis nggak jelas.”
“Dengan meluangkan waktu dua hari ini, semoga ilmunya bermanfaat. Insyaallah kalau njenengan memahami pasti manfaat, tidak akan sia-sia,” timpalnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil & Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Ani Wijaya menjelaskan bahwa Pemkot Mojokerto terutama ibu wali kota berkomitmen untuk melakukan pelatihan, pembinaan dan pendampingan UMKM itu komprehensif.
“Artinya, kita memberikan pelatihan. Contohnya desainer tahun ini sudah menerima pelatihan tiga tahap. Mulai dasar, advance, kemudian dikembangkan lagi dengan narasumber yang berbeda-beda, sampai kemarin diantarkan masuk ke Jakarta Moslem Fashion Week.”
“Nah itu ada rangkaiannya, bagaimana mereka juga menghitung harga pokok penjualan, atau harga pokok jasa. Sehingga secara manajemen keuangan mereka juga memahami bagaimana mengelola keuangan bisnis,” ujarnya.
Dan lebih penting lagi, lanjut Ani, pihaknya juga mengajarkan bagaimana digital marketing sederhana melalui WA dan Instagram bisnis.
“Kalau ini HP selalu ada di genggaman, mereka selalu bisa mengelola sendiri WA dan Instagram bisnis. Lebih penting lagi, mereka punya NIB semua. Sehingga sebagai satu usaha ini sudah lengkap, sudah siap take off,” bebernya.
Ani memaparkan bahwa setiap tahun ada pelatihan akuntansi, marketing digital dan sebagainya. Cuma kali ini menyasar pelaku usaha jasa. Seperti reparasi, guru les, desainer, penjahit, juga penjaja makanan yang ada di Skywalk.
“Pemerintah kota nggak mau memberikan pelatihan ala kadarnya. Artinya segala sesuatu itu kayak tentara dilengkapi dengan senjata. Karena akuntansi biaya ini suatu keharusan agar mereka tahu di titik mana BEP (Break-even Poin, atau titik impas).”
“Kalau mereka memiliki strategi marketing ada 4P itu kan antara lain melalui harga, harga lebih murah. Nah harga lebih murah bukan berarti rugi. Makanya mereka harus paham bagaimana analisis biaya produksi, yaitu BEP. Bagaimana memberikan diskon tapi nggak rugi. Ini penting untuk dipelajari para pelaku usaha,” urainya.
Goalnya, tambah Ani, adalah supaya pelaku UMKM memahami bagaimana memanage keuangan bisnis, supaya tidak ditipu oleh karyawan, agar bisnisnya benar-benar profesional meskipun yang diajarkan baru akuntansi sederhana.
“Tapi minimal mereka paham sisi rugi itu ternyata saya hanya menjual sekian. Kalau saya menjual sekian itu sudah untung. Sehingga di sini mereka bisa mengembangkan strategi marketingnya bagaimana.”
“Minimal produksi sekian, kapasitas produksi sekian, makanya harus displit, misalnya dititip-titipkan dan sebagainya. Ketika dia memahami untung ruginya maka dia bisa mengembangkan marketing,” jabarnya.
Ani mengungkapkan komitmen luar biasa Wali Kota Mojokerto terhadap pembinaan UMKM. “Bu wali luar biasa komitmennya, dengan memberikan ruang gerak dalam mengajukan program kegiatan dengan diberikan anggaran yang optimal.”
“Selain itu beliau juga luar biasa, bagaimana menjalin kemitraan, kerja sama, mencari bantuan ke kementerian, sehingga tahun 2021 dapat pasar dari kementerian perdagangan, Pasar Ketidur. Kemudian tahun ini kita mendapatkan PLUT dari kementerian KopUKM. Selain itu juga mendapat sentra IKM batik dari kementerian perindustrian,” ungkap Ani.
Kata Ani, ini tidak lepas dari campur tangan wali kota yang mengupayakan Kota Mojokerto masuk ke dalam lokasi prioritas.
“Di Indonesia ada 78 kabupaten/kota provinsi yang mendapatkan DAK (Dana Alokasi Khusus) fisik tematik sampai dengan 2024. Kita tahun 2024 nanti dapat lagi untuk IKM alas kaki. Sehingga tahun ini kita fokus batik, tahun depan kita fokus alas kaki,” pungkasnya. (ads/har)