
SIDOARJO, Klik9.Com | Memasuki awal tahun kedua pandemi Covid-19, kompetisi sepak bola tak kunjung mendapat izin digelar. Namun bukan berarti tidak ada pertandingan. Pasalnya, penggiat sepak bola pembinaan usia muda guna menepis kejenuhan latihan, kini lebih memilih melakukan uji coba maupun mengikuti turnamen tidak resmi.
Seperti hasil pantauan awak media saat menyaksikan pertandingan persahabatan antara Lindi FC Jaya Beton Surabaya menjamu SC Mijenisia di Lapangan Sidokepung, Buduran, Sidoarjo, Senin (18/1/2021) lalu.
Pelatih Adi Putra Setiawan dalam hitungan menit menghubungi mantan anak didiknya di Bhayangkara FC U-15 dan beberapa tim yang pernah ditanganinya untuk reuni bertanding pada sore harinya tersebut.
Hal itu juga dialami oleh Kafila Besar yang mendapat undangan istimewa melalui Pesan Singkat pada pagi hari untuk ikut turun merumput setelah berbulan-bulan hanya bisa latihan individu mandiri di rumah. Tanpa pikir panjang, hitungan menit segala perlengkapan sepak bola disiapkan.
“Awalnya saya nervous, karena lama sekali tidak bermain bola. Apalagi yang undang Coach Setiawan. Dalam angan saya, pasti bukan pertandingan sembarangan, hanya khawatir main jelek,” tuturnya sebelum memutuskan berangkat ke lapangan.

Berkat dukungan keluarga, kekhawatiran pemain yang pernah menimba ilmu sepak bola di SSB Rungkut FC, Jakarta Football Academy, Diklat Dispora Kota Surabaya, Bhayangkara FC U-15, Arek Suroboyo U-16, serta SFC U-17 inipun seolah sirna. Bisa jadi karena rindu lapangan hijau, Simic, sapaan Kafila Besar, bermain baik sebagai striker murni.
Memakai NPG 10 dan berkesempatan main di 30 menit pertama, Kafila yang menuju usia 18 tahun ini berhasil merepotkan pertahanan SC Mijenisia, sering memenangkan duel dan aktif bergerak, membuka ruang bagi rekan-rekannya untuk mencetak dua gol dari luar kotak pinalti.

Pada babak pertama itu, SC Mijenisia tak kalah ngeyel, tim asal Krian Sidoarjo ini berhasil mencetak satu gol balasan melalui titik putih.
Kehadiran banyak pemain, mungkin sama-sama rindu, memaksa Setiawan harus membagi dalam tiga tim berbeda, mengingat ada 3 x 30 menit. Nah, di babak kedua, giliran adik Kafila Besar, M Kahfi ‘de’ Rossi yang baru menapaki menuju usia 15 tahun mendapat kesempatan ikut bermain mengenakan NPG 7.
Meskipun bermain sekitar 25 menit, tak mau kalah dengan kakaknya, Kahfi ‘de’ Rossi yang berposisi asli bek tengah, saat dimainkan penyerang kanan, juga mampu menjalankan instruksi dengan baik. Beberapa umpan lambung berhasil dilepaskan ke mulut gawang hasil kerja sama dengan Onla Kahfi yang satu angkatan dengan Kafila Besar.
Hingga babak ketiga, hasil skor tidak berubah, 2-1 untuk keunggulan tuan rumah, Lindi FC Jaya Beton Surabaya.
“Anak-anak yang hadir datang dari luar kota juga, ada dari Pasuruan, Malang, Jombang, dan banyak lagi,” ungkap Setiawan di sela-sela pertandingan.
Dalam kesempatan itu, pelatih berlisensi PSSI B Diploma yang pernah menukangi Deltras FC Sidoarjo ini didaulat oleh pemilik Lindi FC Jaya Beton Surabaya untuk menangani akademi mudanya. Dan kesempatan itu dimaksimalkan dengan mengundang mantan anak asuhnya. (han)