IKSPI Kera Sakti Gandeng LBH SCCC Pelopori Melek Hukum Pesilat Sidoarjo

IKSPI Kera Sakti Sidoarjo
PRESTASI: Para pesilat IKSPI Kera Sakti Sidoarjo menerima penyuluhan hukum di Gedung SLB Unesa, Jl Raya Gedangan, Minggu (21/4/2024). (KS/IST)

Klik Sembilan Peduli

SIDOARJO (KS) – Maraknya gesekan antar anggota perguruan silat belakangan ini, mendorong Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti Cabang Sidoarjo bekerjasama dengan LBH SCCC menggelar kegiatan penyuluhan hukum, Minggu (21/4/2024) kemarin di Gedung SLB Unesa, Jl Raya Gedangan, Sidoarjo.

Kegiatan dengan tema “Kesadaran Hukum bagi Pesilat IKSPI Cabang Sidoarjo” tersebut diikuti oleh 30 delegasi dari pimpinan 16 ranting dari 18 kecamatan se-Sidoarjo.

Mewakili SCCC dan narasumber lain, Effendy M Yusuf SH Sy membeberkan pokok materi penyuluhan, yakni KUHP dan KUHAP. Selain itu, UU Perlindungan Anak dan Sistem Peradilan Anak.

“Harapannya pihak IKSPI (pesilat) dapat sigap, jika di masyarakat mengalami permasalahan hukum,” beber lawyer muda ini.

Dalam kesempatan itu, Eko Siswantoro, Ketua Cabang IKSPI Kera Sakti Kabupaten Sidoarjo menjelaskan tujuan acara, yakni ingin membuka wawasan hukum kepada seluruh anggota, pengurus ranting yang ada di Sidoarjo khususnya IKSPI Kera Sakti.

“Sebab, selama ini pengurus ranting masih sangat muda, dan belum mengerti apa itu hukum, bagaimana cara melapor, dan sebagainya. Oleh karena itu, tujuan acara ini untuk memberikan pemahaman apa itu hukum,” katanya.

Kemudian, ia juga menceritakan sejarah perguruan yang kini anggotanya mencapai 2.000-an ini. “Jumlah ranting Kera Sakti ada di 16 kecamatan, dengan total anggota sekitar 2.000-an,” terangnya.

Baca Juga  Manajer Porprov Kota Surabaya Saksikan Latihan Perdana 

Di Sidoarjo sendiri, kegiatan IKSPI sudah berlangsung sejak 1993, tetapi vakum. Dan baru 2010 resmi terbentuk pengurus cabang, setelah sebelumnya menjadi satu dengan Surabaya. “Untuk prestasi (Kera Sakti), yang mewakili IPSI Sidoarjo, kita sampai Porprov Jatim di Lamongan 2016, meraih perunggu,” tutur Eko.

Disinggung maraknya gesekan antar perguruan silat belakangan ini, terutama kalau ada kegiatan resmi perguruan seperti ulang tahun, Eko mengatakan, kalau untuk keberangkatan dan kepulangan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan kepolisian.

“Selalu kami sampaikan agar berangkat dan pulang tanpa atribut, bendera perguruan, tujuan kita agar wilayah Sidoarjo ini aman.”

“Setiap ada kegiatan kita selalu memberi tahu pihak kepolisian. Dan, sesuai arahan, kita juga sampaikan kepada anggota agar tidak melakukan konvoi.”

“Tapi ya memang susah, kita berangkat memang tanpa atribut. Namun, mereka selalu menunggu temannya. Nah, kalau sudah kumpul mereka memakai atribut, lalu konvoi,” ujarnya.

Oleh karenanya, selain memberikan penyuluhan hukum seperti ini, ia juga melakukan pendekatan. Sebab, menurutnya, yang susah selama ini adanya komunitas (kelompok kecil) di dalam perguruan. 

Baca Juga  Majelis Hakim Dinas Luar, Tahapan Sidang Verawaty Martini Ditunda

“Tentu saja, ini sangat merugikan induk perguruan, jika ada permasalahan diluar prestasi olahraga. Yang dikhawatirkan mereka membentuk komunitas yang berbau rasis. Khawatirnya kalau mereka ini sudah kumpul, rentan terjadi gesekan. Makanya, kita akan terus berupaya melakukan pendekatan,” jelasnya.

Ia mengakui, pengawasan terhadap kelompok kecil ini yang paling berat. “Rasis disini misalnya menjelekkan perguruan lain baik secara langsung maupun lewat media sosial. Sementara yang dilihat orang kan organisasi induknya,” ungkapnya.

Maka dari itu, kegiatan penyuluhan seperti ini bakal diselenggarakan secara rutin. 

“Insyaallah ada kelanjutannya lagi. Jadi masih kita lihat ditiap ranting bagaimana antusiasnya untuk memajukan organisasi dari sisi baiknya anak-anak yang rasis ini seperti apa, untuk merangkul ini. Karena ini kan baru pertama kali.”

“Harapan kami semua pengurus cadang dan ranting, junjung tinggi sportivitas, jangan mengolok-olok perguruan lain, kita tingkatkan prestasi. Maka kita akan besar dengan sendirinya secara positif,” timpalnya.

Bagas, selaku tim satgas cabang, yang salah satunya bertugas untuk menjalin komunikasi antar perguruan jika terjadi kesalahpahaman antar anggota bersyukur adanya penyuluhan ini.

Baca Juga  Kapten U-12 Nabil Loverino Dimainkan di Bajol Ijo Unika U-15 saat Lolos Perempat Final Festival Balongmasin

“Alhamdulillah pertama kalinya melakukan kegiatan penyuluhan ini, kesannya sangat luar biasa. Dapat membina kader adik-adik ini untuk tahu masalah hukum. Ini tentu saja sangat penting,” katanya.

Oleh karena itu, ia berharap semua anggota keluar dari acara dapat pembekalan, sehingga nantinya dapat secara mandiri menyelesaikan persoalan hukum. “Kalau di ranting saya punya anggota sekitar 150 anak rantau, lainnya banyak anak lokal,” beber pengurus Ranting Juanda ini.

Menambahkan, Hafid Ketua Ranting Sedati. Pertama, ia sampaikan rasa syukur alhamdulilah, dan berterima kasih kepada pengurus cabang. Karena sebelumnya belum pernah ada sosialisasi terkait masalah hukum. Bagaimana tindakan dan penyelesaian masalah hukum.

“Yang kedua, saya lihat dari teman-teman yang hadir, juga terlihat antusias dan senang. Terutama para ketua ranting dan pengurus inti yang hadir, dimana tiap ranting dua orang delegasi,” urainya.

Baginya, ini adalah bekal dari teman-teman SCCC, yang nantinya bisa dibagikan kepada adik-adik di ranting.

“Harapan saya terutama untuk anggota saya, terutama soal rasisme bisa memicu gesekan dengan perguruan lain. Karena rugi kalau kita kena masalah hukum bagi keluarga dan organisasi,” pungkas Hafid. (adv/har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Nanya?