SURABAYA-KLIK9.com – Pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara termasuk anak autis. Mereka memiliki karakteristik komunikasi sosial dan perilaku yang berbeda dibandingkan anak pada umumnya. Kondisi ini menyebabkan perlunya strategi khusus dalam pengajaran anak autis.
Saat ini, layanan pendidikan bagi anak autis tersedia dalam berbagai setting mulai dari pendidikan formal di sekolah khusus/sekolah luar biasa, dan/atau sekolah inklusif, sampai dengan pendidikan non formal di lembaga terapi/lembaga intervensi dini.
Khususnya di lembaga intervensi dini, waktu belajar anak autis biasanya berkisar dari 60 – 90 menit. Kondisi ini tentu membuat guru kesulitan mengatur pembelajaran bagi anak autis. Mengingat banyak anak autis yang memerlukan pengondisian sebelum mengikuti pembelajaran.
Mengetahui kondisi itu, tim dosen dari Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa, yang diketuai oleh Muhammad Nurul Ashar MPd, beranggotakan Dr Wiwik Widajati MPd dan Ima Kurrotun Ainin MPd tergerak untuk memberikan pelatihan.
Pelatihan ini merupakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan memberikan pelatihan TEACCH-Work System, yaitu salah satu metode pengajaran terstruktur untuk anak autis pada beberapa guru Lembaga Akasa Center di Surabaya. Para guru dibekali pembelajaran untuk anak autis dengan lebih efektif melalui pembelajaran terstruktur.
Kegiatan dilaksanakan secara luring selama 2 hari, tanggal 24 – 25 September di Akasa Center Surabaya, dan laboratorium peminatan autis Jurusan PLB-FIP Unesa. Hasil pelatihan sukses meningkatkan antusiasme dan pemahaman dari 10 guru siswa autis.
Dalam pelatihan itu, peserta memperoleh pemahaman mengenai pentingnya executive functioning, dan konsep dasar TEACCH Work System yang dipaparkan oleh Dr Wiwik Widajati MPd. Selanjutnya peserta diberi pemahaman mengenai langkah-langkah menerapkan TEACCH Work System oleh Ima Kurrotun Ainin MPd.
Peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikan TEACCH Work System, yang dipandu oleh Muhammad Nurul Ashar MPd. Selama pelatihan peserta juga diberi bahan untuk menyusun work system, juga beberapa contoh lembar kerja untuk anak autis.
Aloysia Nimas, salah satu peserta menyampaikan, bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat untuk membekali guru dalam mengajar anak autis. Ia mengungkapkan sebelumnya kesulitan mengatur pembelajaran untuk anak autis dalam waktu yang singkat.
Melalui pelatihan itu Nimas menjelaskan, bahwa sekarang dia sudah memiliki strategi yang mumpuni untuk mengajar anak autis. Disamping itu, banyak peserta lain menyuarakan, bahwa pelatihan ini adalah hal yang baru bagi mereka, dan berharap dapat dilaksanakan pelatihan lanjutan. (red)